Ruang tunggu pribadi itu dipenuhi suara tawa. Di sela-sela tawanya, Betty mengedip-ngedipkan bulu mata panjangnya sambil tersenyum malu. "Itu hanya rumor." "Atau mungkin perbuatan kakakku yang protektif?" Senyum hangat megembang di wajah eloknya. "Ya, kakakku menyayangiku. Kadang sampai agak berlebihan." Kemudian, ia menunduk memandangi lututnya. "Aku jamin, tidak ada orang." Suaranya hampir tak terdengar, tapi Sarkon bisa mendengar setiap katanya dengan jelas. Ia melirik sekilas ke arah Sanders di kejauhan, di samping pengawal Betty, dan pria elite itu mendorong kacamata ke atas batang hidungnya. Semuanya berjalan sesuai rencana. "Di sana kau rupanya," suara berat dan lembut menggelegar dari sudut tersembunyi ruang tunggu pribadi itu. Pintu tertutup, dan satu bayangan hitam yang t