SEPERTI TOM AND JERRY

1048 Kata
Satu minggu cerita tentang Tsarwah sambung menyambung di media online. Ada saja info terbaru yang tiba-tiba mencuat. Bagaimana rumah reot milik nyonya itu menjadi istana setelah dia menjadi simpanan Ekata hingga dinikahi. Semua step by step diperlihatkan foto-fotonya oleh akun tersebut. Wangi tambah penasaran, begitu pun Ekata. Dia geram sudah di takedown berita itu akan muncul lagi berita lainnya, begitu seterusnya. “Kalau seperti ini terus bisa habis uangku untuk men-take down masalah tersebut. Kamu bikin apa sehingga Wangi berulah seperti ini?” bentak Ekata. “Aku tak melakukan apa pun dan Wangi malah bingung siapa yang melakukannya. Aku dengar dia menghubungi orang, dia tanya apakah berkas tentangku yang muncul saat ini adalah dari pihaknya. Kalau dia bertanya seperti itu berarti kan bukan dia pelakunya,” ucap Tsarwah. “Lalu siapa yang ingin menghancurkan kamu? Apakah kedua besanmu itu?” tanya Ekata. Dua besan Tsarwah memang benci pada perempuan itu, karena sekarang imbas keluarga mereka benar-benar hancur akibat kelakuan anak-anak mereka terekspos. Padahal anak mereka yang salah, tapi yang disalahkan adalah Tsarwah, kalau Tsarwah tidak macam-macam tentu kelakuan anak mereka aman. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Bangsaaaat!” kata Wangi melihat pesan yang dikirimkan Hasto bahwa Hasto memutuskan tidak jadi bekerja sama dengan dengan dirinya untuk menculik Senja dan Pelangi. Padahal Wangi sudah berharap hasto mau kerja sama untuk jadi bemper saja. Nanti semua kesalahan akan dia lempar ke Hasto. Dia akan cuci tangan. “Aku jadi takut kalau penculikan itu batal lalu aku kembali masuk penjara dong. Wah aku takut, aku tidak mau kerja sama kalau seperti itu. Kalau aku di penjara lagi aku akan sulit mendapatkan Pelangi. Tidak aku tidak mau,” kata Hasto saat melihat berita penculikan dan penculiknya langsung dijatuhi hukuman penjara 20 tahun penjara. Hasto tidak mau seperti itu. Tentu papanya akan sulit meringankan hukumannya lagi kalau sudah seperti itu. Waktu itu dia masih bisa beralibi bahwa pembunuhan Gerhana tidak direncanakan. Tapi kalau penculikan tidak ada yang tidak direncanakan ‘kan? Penculikan pasti dilakukan dengan rencana dan itu tidak termaafkan oleh hukum. Jadi alibi bahwa dia menculik dengan tidak direncanakan tidak akan mungkin bisa diterima Hakim. Hasto tidak mau hal itu terjadi. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Sepertinya hari ini kita nggak bisa main kucing-kucingan Non,” kata Adnan saat siang ini dia menjemput Pelangi untuk diantar ke kampusnya. “Kenapa Bang?” tanya Pelangi. “Penguntit tahu. Dia sekarang pakai motor dan mobil. Jadi apabila pulang nanti kita ganti motor dia juga siap ganti motor. Kalau pulang kita pakai mobil dia akan mengikuti pakai mobil, sehingga ketika masuk tol dia tetap ikut kita.” “Jadi sekarang kita kembali ke stelan awal. Non transit di mushola, saya tunggu di mobil atau di motor. Tapi Non-nya sudah keluar bersama tuan Biru atau nanti orang yang disuruh oleh tuan Biru.” “Oke. Saya manut,” kata Pelangi santai. Entah mengapa dia jadi tak enak melibatkan tuan Biru gara-gara kenekadan Hasto. Dia ingin bicara saja dengan Hasto. Nanti dia akan minta izin pada tuan Biru agar diberi waktu bicara dengan Hasto. Agar semua clear dan tuntas. Tak seperti ini, seperti tom and jerry yang kejar-kejaran dalam lingkaran sehingga tak akan pernah selesai. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Ada apa Bik Siwa?” kata Biru saat siang ini mendapat telepon dari Bik Siwa. “Den Senja ingin bicara, dia bilang penting,” ucap bik Siwa. Sejak awal memang Biru menekankan kapan pun Senja ingin bicara dengannya atau dengan papanya, bik Siwa harus menyampaikan saat itu juga. tak boleh ditunda. Hanya Biru, Julanar dan Tara yang tahu alasan mengapa bila Senja ingin bicara HARUS segera dihubungkan. “Oke berikan ponselnya ke Senja dan bik Siwa biarkan dia dalam ruangan sendirian, agar dia bicara bebas dengan saya,” kata Biru. “Iya kenapa Son?” tanya Biru begitu Senja menggenggam telepon bik Siwa. “Ada banyak kekacauan dan kegelapan. Kakek akan jatuh, lalu aku akan dikurung oleh perempuan itu. Nanti bik Siwa sama sopir akan diikat. Aku harus bagaimana?” kata Senja terbata. Dia melihat semua itu dengan jelas. “Oke berarti besok pagi kan? Apa kapan? Karena kan kamu sekarang sudah di rumah,” kata Biru berupaya tenang. Tumben Senja bisa meilhat apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri. Mungkin karena dia melihat sopir dan bibiknya diikat, jadi dia menghubungkan dengan dirinya. “Kakek sekarang, eh sebentar lagi kakek jatuh!” teriak Senja. Dia sedih karena baru melihat soal kakeknya, kalau dari paagi tentu dia bisa mencegah seperti yang terjadi pada eyangnya. Tapi masih untung dia bisa melihat, karena biasanya dia juga tak bisa melihat apa pun mengenai Tara. “Ya sudah Daddy bicara dulu dengan kakek kamu, masalah kamu di diambil sama perempuan itu kita bicarakan nanti malam. Jangan sampai Daddy terlambat menghubungi kakek,” kata Biru, tanpa menunggu jawaban Senja, dia langsung menutup teleponnya. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Iya nih Papa juga nggak mikir kok kayaknya keliyengan. Papa bingung padahal minuman dan makanan semua dari timnya Papa,” ucap Tara yang dihubungi Biru. “Oke Pa, aku akan ubah team yang buat ngawasin Papa dari team aku dua kali lipat. Kayaknya satu atau dua orang dari team Jalak sudah disusupi oleh entah siapa. Senja belum bilang,” ucap Biru. “Jadi kamu tahu dari Senja? Koq bisa dia lihat Papa?” tanya Tara bingung. “Iya. Dia bilang Papa akan jatuh sekarang, jadi aku cepat hubungi Papa. Aku sudah hubungi team Nuri dan Betet duluan sebelum menghubungi Papa. Jadi Papa tenang saja dan semua team Jalak akan aku akan buat mereka babak belur. Tak ada ampun buat pengkhianat. “Oke,” jawab Tara, dia makin keliyengan. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Sandy, kok saya kayak gini ya, saya kenapa nih,” ucap Tara pada sekeretarisnya yang baru masuk sebab dia panggil. “Loh Bapak kan makan seperti biasa Pak, semua kan makanan dari dapur sudah dikontrol oleh team kita. Nggak mungkin salah makan dong. Minuman juga sama, semua terkontrol. Bapak nggak keluar loh hari ini. Apa Bapak darah tinggi atau bagaimana?” Sandy bingung melihat atasannya pucat pasi dan keluar keringat dingin. “Nggak Sandy, ini bukan seperti darah tinggi. Ini seperti halusinasi. Kamu sudah membayang nih Sandy,” kata Tara sambil memegang kepalanya dan akhirnya dia pingsan. Sandy langsung memencet bel di ruangan Tara untuk memanggil para ajudan bosnya. Dia tahu ada team Jalak yang bertugas mengawal Tara. Satu team berjumlah tujuh orang termasuk komandan team. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN