32 : Memeluk Luka

2184 Kata

“Kamu enggak mengompres Daven, Sy? Ini sudah siang, lho. Dari kemarin, kamu mengurusnya begini? Kamu kenapa, sih, Sy? Kenapa kamu jadi pemalas begini? Kamu iri ke Livy, apa bagaimana? Atau memang, begini sifat asli kamu!” ibu Daryati yang baru saja keluar dari kamar mandi, dan memang baru beres mandi, berangsur menghela napas dalam sambil menyampirkan handuk di tangan kanannya ke pundak kanan. Dihakimi ibu mertua padahal Arsy baru duduk, Arsy langsung merasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman yang benar-benar membuncah dan sukses membuat tubuhnya seperti dipanggang selain ia yang sengaja menunduk dalam. Di dadanya kini, di sana juga sudah langsung dikuasai rasa nyeri. Pak Teguh yang tengah membaca koran di kursi lipat sambil menikmati secangkir kopi hitam dan itu ia dapatkan dari Arsy, lang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN