Kirany menghela napas pelan, terus begitu di tengah tatapan kosongnya yang menembus kaca jendela di ruang kerja Livy. Di luar sana, suasana sudah makin gelap karena memang sudah malam. Malam yang dingin hingga Kirany memeluk dirinya sendiri sambil bersandar pada jendela kayu bercat putih di sana. Akan tetapi, ulahnya tersebut tetap membuatnya kedinginan. Tangannya refleks mengelus satu sama lain demi meredamnya, tapi tetap saja rasa dingin tak kunjung hilang. Ia tetap kedinginan dan memang membutuhkan kehangatan semacam pelukan dari seseorang. Pelukan dari orang terkasih dan itu Yama. Iya, Yama yang kini tengah memenuhi pandangan, benak, dan juga hatinya. Pria yang juga mendadak menguasai kehidupannya. Dalam benak Kirany kini tengah dihiasi adegan kebahagiaan Yama dengan Arsy. Kebahagiaan