Yama mulai merasa emosi lantaran pak Parman tak kunjung menanggapi. Andai pria itu tak sudi merestui, Yama pastikan tak hanya bui yang akan pak Parman terima, melainkan lebih. Sebab akan Yama pastikan sendiri, tulang-tulang pria itu remuk oleh kedua tangannya. “Sebagai orang tua, ... saya menyerahkan semuanya kepada Arsy. Arsy yang akan menjalani, biar Arsy saja yang memutuskan karena sebelumnya yang menurut saya terbaik untuk Arsy, nyatanya seperti sekarang ini.” Pak Parman menunduk pasrah, tapi semua itu sudah lebih dari cukup untuk Yama daripada pria itu menolak kemudian membuatnya mengamuk. Mendengar itu, Arsy refleks menghela napas lega dan ia melakukannya masih sangat pelan. Sebuah senyum terbit dari bibir tipisnya, tapi Daven sekeluarga langsung menepisnya dengan tak bersemangat b