18. Friendship

2008 Kata

Tut….. Tut….. Tut….. “Plis Pah… angkat telepon Zara sekaliii aja….” Pinta Zara dengan matanya sedikit berkaca-kaca. Sudah ketiga kalinya Zara berusaha menghubungi Ayahnya tapi selalu berakhir dengan nada terputus. Zara tak berharap banyak, Ia hanya ingin tahu keadaan Ayahnya saat ini. Ia juga ingin tahu siapa perempuan yang bersama Ayahnya saat itu. Hati Zara benar-benar sangat hancur mendengar penuturan Bu Dito tetangganya siang itu. Ia pikir Ayahnya begitu mencintai dan menyayangi Almarhumah Ibunya. Nyatanya kata Bu Dito Ayahnya pulang bersama dengan perempuan lain. Zara berusaha berpikiran positif, tapi apa daya hatinya sepertinya menolak. Ia hanya bisa berdoa agar Ayahnya tidak melakukan hal-hal yang semakin menjerumuskannya ke dalam dosa yang lebih besar. Malam itu udara terasa p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN