Prolog

241 Kata
Jakarta, 28 April 2017. Seorang polisi berdiri di tengah hujan di depan makam anggota timnya yang terbunuh. Raon G William, tak bisa menahan kepedihan hatinya. Sebulan lagi dia akan mengadakan pernikahan. Namun, calon pengantinnya kini berada kedinginan di dalam tanah. Raon berlutut lalu menggenggam tanah basah yang semakin basah karena hujan tersebut. Tak jauh dari Raon, berdiri Kris. Laki-laki itu tak kalah kacau. Dia mengepalkan tangan sambil menangis tersedu. Lara Renata, kematiannya membuat dua laki-laki dewasa tersebut terpuruk begitu dalam. Terlebih kantor pusat menutup kasus yang melibatkan kematian Lara dengan tiba-tiba. Mereka mengatakan kematian Lara murni karena kecelakaan saat bertugas. Sedangkan Pembunuh Rafia yang seharusnya bertanggung jawab atas kejadian tersebut, tak bisa ditemukan karena kurangnya bukti. Raon berada dititik terendah dalam hidupnya. Dia tak bisa menangkap pembunuh yang telah memakan tiga orang korban, dia juga harus kehilangan orang yang dia kasihi karena kasus tersebut, dan kini Kris, satu-satunya sahabat Raon ikut membencinya. Raon tak menyalahkan Kris, karena apa yang dikatakan Kris memang benar. Raon pun ikut membenci dirinya sendiri. Setelah pemakaman yang menyayat hati tersebut, Kris mengundurkan diri dan tak terlihat lagi. Dua anggota lainnya ikut pergi meninggalkan Raon. Namun, Raon tak bisa meninggalkan markasnya tersebut. Dia menangani semua kasus sendiri, sambil bersikeras pada atasannya untuk membuka kembali kasus Pembunuh Rafia, walau tak pernah disetujui. Raon menghukum dirinya sendiri dengan bekerja terus menerus, bahkan dia hampir terlihat tak pernah tidur. Begitulah Raon G William menjalani hidupnya, hingga mendapat julukan Sosiopat Gila.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN