3. Dinner Gaje

1008 Kata
Sedari tadi, Dinda memberengut kesal. Pasalnya, selain ia tak ketemu dengan orang yang dimaksud, dia juga akhirnya bertemu lagi dengan orang itu. Orang yang nyaris saja ia tabrak. Astaga.  Ia kembali mengingat, kejadian tadi malam. Baru saja ia sampai rumah, ia langsung dicecar banyak pertanyaan dari Mami Papinya.  "Gimana sayang, ketemu kan, orangnya?" "Ganteng, kan anaknya?" "Idaman banget, kan?" "Kamu langsung suka, kan?" Sedangkan yang ditanya? Ia bahkan malas menjawab. Dia hanya menjawab satu kata dari semua pertanyaan yang dicecar kan kepadanya, "Gak!" itu saja. Ia rasa cukup untuk menjawab semua pertanyaan Mami Papinya.  Intinya, hari ini dia butuh refreshing. Menyegarkan pikiran, atau bahkan curhat. Kepada siapa lagi, ia curhat.  ❤❤❤ Bukan Dinda namanya kalau kerjaannya tidak mengeluh. Mengeluh akan hidupnya yang kini akan berubah, dari seorang Dinda yang ini menjadi, entahlah, Dinda yang seperti apa nantinya.  " Gaes, Gue mau Curhat! " keluh Dinda kepada kedua sahabatnya, Kyra dan Fika. Kali ini mereka berada di kafe langganan mereka.  " Mau Curhat apa, sayangku? " tanya Fika yang merasa aneh dengan kelakuan sahabatnya itu.  " Iya, Din. Elu mau curhat apaan? " sambung Kyra. " Lagian, kenapa tuh muka, ditekuk gitu? Mana kusut lagi kayak celana dalem ga disetrika! " Ini yang membuat Dinda agak kesal. Niatnya mau curhat, tapi ia malah di kata katain seperti ini.  Lagian, yang kerenan dikit gitu, masa dia disamakan dengan kolor ga di setrika?  " Ah elah, Lu Kyr! Gue lagi kesel juga Pengen curhat, malah lu kata katain! " gerutu Dinda.  " Iya deh iya. Maaf, Lo mau curhat kan, ya udah, curhat !" potong Kyra cepat.  " Gerangan apakah, yang membuat dirimu bermuram durja seperti ini, wahai sahabatku? Adakah yang bisa daku lakukan untukmu? " tanya Fika mendramatisir suasana.  " Geli gue dengernya, Fik! " potong Dinda.  Sedangkan si tersangka yang lebay itu hanya nyengir kuda. " Ya udah, buruan curhat! " kata Kyra cepat. Ia tak sabaran memang.  Dengan segenap perasaan, hati, jiwa dan raga, *elah lebay!, Dinda mengutarakan uneg uneg yang mencekat dadanya.  Ya, apalagi yang Dinda curhatkan, kalau bukan masalah perjodohannya. " Apa? " pekik Fika dan Kyra kaget.  " Pedih banget kan nasib gue gaes? " keluh Dinda.  " Yang sabar, ya sahabat kuhh! " kata Fika lebay.  " Kita selalu ada buat lo, kok. Sans ae." tambah Kyra.  ❤❤❤ _RISYAD Pov Gua boleh ga sih, kalo bilang akhir akhir ini gua sial? Bukannya menyalahkan keadaan, tapi gua ga tau lagi, kebetulan macam apa sampe gua harus ketemu sama cewek absurd Gaje kaya tuh cewek.  Ga perlu nanya lagi, siapa yang gua maksud. Dia. Cewek tanpa etika itu.  Nyaris aja, nyawa gua melayang gegara itu cewek. Jelas banget waktu itu bukan gua yang salah, gua masih di pinggir jalan, Kok. Gua ga meleng atau gimana, emang dasarnya saja, itu cewek gajelas. Udah gitu, bukannya merasa bersalah atau apa, dia malah nyolot, dan marah marah sama Gua.  Mulutnya, beneran deh, Cablak banget!  " Gua harap, gua ga akan ketemu lagi sama tuh cewek absurd! " Itu yang gua harapin sekarang. Salah ga si?  Ahh! Capek gua kalo kelamaan mikirin cewek gaje itu. Sekarang yang ada di pikiran Gua, cuma.. Gimana caranya menghindari perjodohan Gaje ini.  ❤❤❤ Oke, sekarang gua udah ada di rumah. Tepatnya di kamar gua. Capek? Jangan di tanya lagi.  Gua merebahkan badan gue di atas kasur king size dikamar gua ini. Sembari memandangi langit langit kamar, tanpa tau harus melakukan apa apa.  P-E-R-J-O-D-O-H-A-N.  Sekarang, 1 kata dari 10 Huruf itu menghantui pikiran Gua. Gua gatau harus gimana lagi.  Apa gua ga laku, sampe harus di jodohkan?  Gua cuma baru Jomblo setahun, deh. Eh enggak. Terakhir gua punya pacar itu, waktu gua kuliah semester awal. Ga lama putus, dan habis itu gua terlalu fokus sama kerjaan, jadi ga terlalu mementingkan masalah pacar lagi. Berarti, terakhir gua pacaran, sekitar... Ohh Tidak! Lebih dari 3 Tahunan? Astaga, gua lupa.  Pantes aja, Mama sama Papa udah ngebet banget pengin jodohin Gua. Padahal kan, gua masih muda. Baru aja 23 Tahun. Belum berumur banget. Tapi, yasudahlah. Nasib!.  Tanpa ketok pintu dulu, Mama langsung nyelonong masuk ke kamar gua, ya itupun karena memang pintunya ga gua kunci.  " Syad! " panggil Mama. Refleks, gua duduk.  " Napa, Ma? " Mama berjalan mendekati gua. "Entar malem, Kita Diundang Makan Malam di rumah Rekan bisnis Papa. " " Rekan yang mana, Ma? " " Yang anaknya mau di jodohkan sama kamu! " kata Mama. Hah? Apa, Gua ga mimpi kan?  " Sekalian, kan kemarin kamu ga  ketemu sama dia, makanya mereka undang kita makan malam. " tambah Mama.  " Jadi, maksud Mama? " " Ya kita pergi. " kata Mama. Iya Mama ku sayang, Anakmu ini tau kok. Gua kira dibatalin, ternyata..  " Hmm! " Gua menanggapinya datar.  " Ya sudah. Kamu mandi dulu sana. Kita ke sananya jam 8 an, inikan masih jam 5, kamu kalo capek, istirahat dulu aja. Tapi jangan lupa, nanti bangun buat solat magrib, ya. " pesan Mama sebelum keluar dari kamar Gua.  " Dinner? Dirumahnya? " Bukan ide yang buruk. Tapi sangat buruk. Mengingat gua yang ga tau gimana orangnya.  ❤❤❤ " Hah Mi? Jangan becanda! " pekik Dinda. Maminya bilang bahwa calon suami nya akan datang kerumahnya. Dinner katanya.  " Mami ga bercanda, sayang! Ini beneran. " kata Maminya.  " Ih, Mi! Kenapa ga di batalin aja, sih? " " Enak di kamu kalo sampe di batalkan! " Kata Diana. " Pokoknya, kamu istirahat dulu aja. Acaranya entar malem, jam 8. Atau kamu mau bantu mami masak? " " Enggak! Males. " jawab Dinda ketus.  Dinda memang malas. Pemalas lebih tepatnya. Makanya, Mami Papinya sudah tak tahan dengan kemalasan dan kemanjaanya, makanya ingin segera menikahkannya dengan harapan ia akan berubah menjadi lebih baik. *Bukan menjadi power ranger loh ya..  Dinda mendengus kesal. Bagaimana ia bisa istirahat kali ini walaupun ia ingin. Tapi akhirnya, setelah berdebat lama dengan pikiran nya, akhirnya ia menyerah, dan memilih tidur setelah ia berusaha mengingat pesan Maminya. " Boleh tidur tapi jangan lupa bangun, solat magrib. " Setelahnya ia benar benar tertidur.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN