4. Dinner Gaje (2): Lo?!

1339 Kata
4. Dinner Gaje (2): Lo?!  Keluarga Dinda tengah bersiap menyambut datangnya calon besan mereka. Diana dan Bik Asih sudah sibuk menata meja makan, sedangkan Digta, entahlah sepertinya masih tak bisa jauh dari benda pipih di tangannya yang tengah ia gunakan untuk menghubungi seseorang.  Sedangkan Dinda, si pemalas itu? Dia masih di kamarnya. Seakan tak peduli dengan kesibukan yang terjadi di luar.  " Peduli amat! " katanya sembari sibuk memainkan ponsel nya. " Emangnya Presiden yang mau datang? Ribet amat! " Dasar, pemalas, and yang pasti Manja!.  " DINDA! " Teriak Diana dari lantai bawah. " Buruan siap siap! " Dinda memutar bola matanya dengan jengah. " Iya! Bentar lagi! " jawabnya. Tapi, gumaman Nya berkata lain. "Bentar lagi, nunggu Patung Ratu Elizabeth pake hijab! " gumamnya.  *Patung Ratu Elizabeth pake hijab?  Ia tak mengindahkan panggilan Maminya dan masih sibuk dengan ponsel nya. Hingga...  " MASHAALLAH DINDA! KENAPA KAMU BELOM SIAP SIAP?! ASTAGA KAMU MALES BANGET! BURUAN DINDA! " Diana yang telah berdiri di ambang pintu kamar Dinda memekik putrinya yang benar benar malas itu.  Telinga Dinda pengang selama beberapa saat. Teriakan Maminya benar benar merusak gendang telinganya.  " SIAP SIAP SEKARANG, ATAU MAMI CABUT FA__" Belum sempat, Diana menyelesaikan kalimatnya, Dinda buru memotongnya. Karena ia tau apa kata selanjutnya yang akan Maminya katakan.  " Iya, Dinda siap siap! " Kata Dinda malas.  " 5 Menit harus ada di bawah! " Kata Diana.  " Hah? " Dinda kaget. 5 menit?  " Buruan, 5 menit dari sekarang! " Diana pergi.  " Gila?! 5 menit, mau jadi apa gue? " batin Dinda.  ❤❤❤ Keluarga Pratama datang tepat pada waktunya. Tidak kurang, dan tidak lebih. Pukul 8 malam.  Mereka segera di sambut dengan ramah, oleh Diana dan Digta.  " Selamat datang, Di rumah Saya. " Kata Digta basa basi. " Ah, kaya ga pernah aja, aku kerumah mu! " potong Rifan. " Aku kan kenal kau sejak lama. " " Ah iya, aku lupa. " kata Digta. " Tapi kan, ini kali pertama kalian sekeluarga datang, dengan status sebagai calon besan kami. " " Ahahaha, iya benar juga. " Di saat para suami tengah bersapa sapa dengan guyonan mereka, para istri tengah asik Cipika cipiki setelah sekian lama tidak bertemu. Setelahnya, Risyad yang mengekor di belakang, mau tak mau bersalaman sebagai rasa hormat. Tentu saja mereka mengenal Risyad. Siapa yang tidak mengenalnya.  " Mari, Masuk" kata Diana dengan sopan.  Mereka duduk di meja makan.  " Dinda mana? " tanya Rifda saat ia tak menemukan calon menantunya.  " Oh ada, sebentar lagi turun. " jawab Diana. " Nah itu dia. " Tunjuk Diana saat melihat putrinya turun.  Drrtt.. Drrtt.. Ponsel Risyad bergetar.  " Risyad permisi angkat telepon sebentar. " kata Risyad sopan.  " ah iya, jangan lama lama. " pinta Rifda. Bahkan Risyad tak melihat, wajah gadis yang Mamanya sebut sebagai 'DINDA' itu. *Belum dan Tak sempat. Bukan tak melihat.  Segera ia keluar rumah untuk mengangkat telepon.  Dengan wajah sok sopannya, Dinda mendekat. " Malam Om, Tante. " sapanya dengan lembut. Setelahnya ia menyalami punggung tangan Rifda dan Rifan bergantian.  " Cantiknya, anak kalian! " puji Rifan saat melihat Dinda.  " Iya cantik banget malah! " tambah Rifda.  " Makasih, Om Tante. " kata Dinda malu.  Dinda duduk lebih tepatnya, duduk berhadapan dengan kursi kosong.  " Ah sial! " umpat Dinda dalam hati. " Pasti kursi kosong itu bakalan diduduki cowok itu. Kemana lagi anaknya? Apa jangan jangan ga dateng? Syukur deh! Tapi, anjir! Kalo dia ga Dateng, ngapain gue juga ikut makan malem bareng gini? " Tak lama, Risyad kembali. " Maaf, agak lama, " katanya.  Dan hanya di jawab senyuman oleh semua yang ada di sana. Kecuali Dinda. Segera ia menarik kursi yang akan dia duduki. Memandang sekilas ke depan. Dihadapannya kini, telah di duduki seseorang. Manik mata mereka bertemu, pada satu titik yang sama, dan.. " LO?! " Pekik Risyad dan Dinda kompak.  Semua yang berada di ruang makan hening. Sembari menatap aneh kepada Risyad dan Dinda yang nampaknya saling mengenal itu.  " Kalian sudah saling kenal? " Pertanyaan itu akhirnya terlontar.  Entah angin apa, kebetulan apa, atau karena pada dasarnya mereka jodoh, akhirnya mereka kompak menjawab. " GAK! " Mereka diam beberapa saat. sedangkan para ortu mereka nampak memasang wajah terheran heran.  " Kalo belum kenal, kok udah Elo Elo an aja? " tanya Rifan dan Digta penasaran.  " iya, pasti kalian udah saling kenal, kan? " tambah Diana.  " Syad, Jawab. " pinta Rifda saat putranya itu tak kunjung menjawab pertanyaan yang di ajukan.  Dengan berat hati, Risyad menjawab.  " Ini Ma, Pa. Om Tante. Ini cewek yang waktu itu hampir Na__ awwkkkh " Kalimat Risyad berhenti saat ia merasakan kakinya di injak.  " Kamu kenapa? " tanya Rifda dan Diana kompak.  " Gapapa. " Siapa lagi yang mengijak kaki Risyad, kalau bukan Dinda. Risyad memandang gadis yang duduk di hadapannya melotot ke arahnya, dan di balas pelototan juga dari Risyad.  Layaknya telepati, atau apalah, mereka marah marahan lewat bahasa kalbu. 'anjir nih orang maen ijek ijek kaki gua!' batin Risyad.  'Sial nih cowok! Awas aja dia ngadu!' kini giliran Dinda yang membatin.  Entahlah ada angin apa. Tiba tiba mereka tak melanjutkan pertanyaan lagi.  Selanjutnya mereka malah saling mengenalkan putra putri mereka.  ❤❤❤ _DINDA Pov.  Hufftthh..  Akhirnya mereka pulang.  Gue ga habis pikir, gimana bisa cowok Nyebelin itu yang bakal jadi suami gue?  Astaga! Gue ga mau.  Cowok Resek yang waktu itu hampir gue tabrak, inget? Terus cowok yang waktu itu gue tubruk inget?  Dialah cowok itu!  Arrgghhh... Gue ga tau harus kaya gimana lagi.  Pertunangan gue sama cowok itu seminggu lagi. Abis itu, seminggu kedepannya lagi gue sama dia Nikah. Astaga. Gue ga siap. Sangat sangat ga siap.  Flashback On.  " Nah, jadi pertunangan kalian, akan di adakan minggu depan. " kata Papi gue.  " what?! " gue kaget. Bukan cuma gue, kayanya tuh cowok Nyebelin juga kaget. Terbukti, gue sama dia kompak bilang 'What' " setelahnya, pernikahan kalian, bakalan dilangsungkan seminggu setelah nya. " sambung Om Rifan.  Gue tambah shock. Anjir gila.  " Kalian ga bisa membantah, apapun keputusan kami. " kata Papi.  " Jadi, persiapkan diri kalian. " tambah Mami gue.  " Bersiaplah. " kata Tante Rifda.  " Tapi Ma__" cowok itu berusaha membantah. Tapi Tante Rifda dengan cepat memotongnya.  " Kamu denger, kan Syad. Ga ada penolakan! " " Kamu juga Dinda. Bersikap Dewasa." kata Mami gue. Kesel.  " Tapi, Mi.. Masa minggu depan? " gue coba ngelak. " udah gitu pernikahan nya 2 minggu lagi. " Tapi, " Kenapa? Kelamaan, ya? " tanya Papi gue.  " Kalo gitu, pertunangannya lusa. Pernikahan kalian hari sabtunya. " tambah Om Rifan tiba tiba.  " Whattt? " Bukannya membaik, malah makin parah. Gila. Minggu ini gue bakalan nikah?  Flashback Off.  Gue berasa setengah Gila.  " ah.. Sial! " umpat gue. " Lagian, kenapa sih tuh anak ga nolak. Malah diem doang. " Ahh.. Iya. Si Risyad itu tak berguna. Dia ga ngebantah.  " Sial! " Satu satunya yang harus gue lakuin hanyalah... Pasrah! Udah. Itu doang.  Gue bingung.  Capek gue mikirin kek gitu.  Mending gue ke pulau kapuk aja.  TIDUR!  ❤❤❤ _RISYAD Pov.  Seminggu lagi nikah? Gilak anjir!  Kalo bukan Gegara tuh cewek sialan, gua ga akan nikah sama dia. Sialan. Secepat itu kah? Gua belom siap. Belom siap buat nikah!  Apalagi nikahnya sama Dia.  Ya Allah. Dosa apakah hambamu ini? Haruskah gua nikah sama cewek yang ga punya etika kayak dia? Cewek Freak yang teriak Freak?  Cewek yang selalu marah marah, padahal dia yang salah, tapi malah nyalah nyalahin orang lain. Dan orang itu, Gua. Anjir!  Takdirkah? Kebetulan kah? Atau Settingan?  Kenapa harus sama dia?  Gua baru sadar.  Ternyata, pernyataan tentang DUNIA INI SEMPIT itu bener. Terutama pernyataan yang bilang bahwa, JAKARTA ITU SEMPIT. Itu bener. Cuma seluas daun kelor doang, rasanya.  Dari sekian banyak cewek di dunia ini, kenapa harus Dia? Kenapa dia yang harus jadi pendamping hidup gua?  Jalan apa yang Engkau tuliskan untuk Hambamu ini, Ya Allah!  Pasrah! Kayanya, cuma itu kata kata yang pantas buat gua.  Jalan Hidup Gua, mungkin.  ❤❤❤❤❤❤❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN