17

509 Kata

“Loh, tadi katanya untuk aku,” ucap Arjun yang terlihat kecewa dengan sikap Qisti. “Maaf, aku sudah berubah pikiran, aku tidak jadi memberikan mawar ini kepada siapa pun, karna mawar ini terlalu indah.” “Kamu suka mawar? Besok aku belikan ya,” ucap Arjun yang seperti mendapat suntikan semangat baru untuk merebut hati Qisti. ‘Fix, ini mawar bukan dari dia,’ batin Qisti yang melihat ke arah mawar yang sekarang ada di dalam genggamannya. “Tidak perlu, terima kasih!” ucap Qisti yang berlalu pergi dari hadapan Arjun. Qisti melangkah memasuki ruang kelasnya, Yenni sudah berada di meja belajar di samping Qisti. Anak itu memang hobby ke sekolah lebih cepat, makanya mereka tidak pernah berangkat ke sekolah bersama-sama, karna Qisti paling ogah cepat-cepat datang ke sekolah. “Eh, mawar dari s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN