68

1021 Kata

“Ah tidak mungkin, Mas Nizam itu lelaki baik, dia pasti bisa menjaga perasaan wanita yang mengejar-ngejar dia, setidaknya biarkan Hani merasakan kebahagiaan sementara, walaupun semu.” “Terserah kamu saja deh, aku tidak ikutan hal kayak gitu, kalau nanti Mas Nizam marah sama kamu, jangan curhat sama aku ya.” “Haha, percaya deh sama aku, Mas Nizam itu tidak akan marah, kan dia seorang Ustadz, dia pasti tahu cara menghargai perasaan wanita,” ucap Qisti lagi yang membujuk Yenni agar tersenyum kembali padanya. “Entah, kita lihat saja besok,” Jawab Yenni yang masih cuek. “Oh ya, nanti siang kata Mas Nizam akan ada pengajian jam 2, disuruh sampaikan sama kamu, kalau kamu mau belajar Al-Fatihah, kamu bisa menunggu sampai pengajian selesai.” “Kamu ikut kan?” tanya Yenni. “Heum ... gimana ya?

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN