“Bang, ini serius ponselnya mau ditinggal di rumah?” Sicilia masih memegangi ponsel suaminya seraya memerhatikan Sandi yang tengah mengenakan pakaian dinas. “Serius, memangnya kenapa?” “Gimana kalau nanti ada telepon penting?” “Bilang saja ponsel abang tertinggal, terus suruh telepon ke kantor. Oiya, jangan lupa nanti kamu bilangin sama perempuan itu, jangan ganggu abang lagi.” Sicilia menarik napas lalu mendudukkan bokongnya di atas ranjang, “Sayang ... memangnya segitunya ia ngejar-ngejar abang?” “Maklum saja, Ci. Suamimu ini gantengnya’kan kelewatan. Jadi memang banyak yang ngejar sih,” canda Sandi seraya menatap istrinya. Seulas senyum menyungging dari bibir Sandi. Sandi duduk di samping Sicilia, memegangi bahu istrinya dan memutar tubuh Sicilia hingga menghadap ke arahnya, “Saya