Keesokan harinya Khanza di kejutkan dengan penuturan Bapak jika beliau akan kembali ke Bandung lagi. Meski sedih tapi dia harus bisa menerimanya. Khanza telah memilih, dia ingin hidup mandiri dengan bekerja di Jakarta tentunya harus terpisah dengan kedua orang tuanya. Itu lah, konsekuensi yang harus dia dapatkan. "Iya, Pak. Meski hati Khanza sedih harus berpisah dengan Bapak dan Ibu, tapi, Khanza rela. Doakan Khanza biar bisa sukses ya, Pak. Ibu mana? Dari tadi Khanza belum lihat." "Ada di dapur bersama Tetehmu, Nuri. Dia sedang menyiapkan sarapan." "Oh, ya sudah Khanza mau ke sana dulu, Pak. Mau membantu membawakan yang sudah siap." "Iya, sana bantuin biar cepat selesai." Tanpa berkata lagi Khanza berlalu menuju dapur untuk membantu ibunya dan Nuri. Di dapur kedua wanita beda genera