Sakit Tak Berdarah

1241 Kata

Khanza membanting pintu kamarnya kuat, dikuncinya kamar itu agar siapapun tak bisa masuk. Dia ingin sendiri, menikmati pesakitan yang sang suami berikan. Tak peduli dua orang yang berada di meja makan itu, menganggapnya gila karena ngamuk tidak jelas. Dia ingin menjerit menangis meraung-raung meratapi nasib diri yang selalu terluka dan terluka. Andai ibunya masih ada rasanya dia ingin lari kepangkuannya, dan bercerita tentang luka hati yang dia terima. "Ibu—! Aku kangen Ibu. Aku terluka, hatiku perih, Bu. Ternyata dia jahat, Bu. Aku hanyalah seorang istri figuran di dalam hidupnya. Keberadaanku tak di anggap. Aku ingin nyerah, Bu." raung Khanza. Gadis itu menangis dalam kesunyian malam. Tak peduli beberapa kali ketukan pintu kamar ada yang mengetuk dari luar. Dia ingin abai, kali ini

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN