Di kamar Khanza tengah duduk dengan gelisah, apalagi setelah mendengar namanya disebut lengkap oleh seseorang diiringi teriakan kata Sah menggema di ruangan itu, suara riuh dari para tamu undangan menandakan jika acara ijab kabulnya telah selesai di laksanakan. Mungkin bagi sebagian gadis sebuah pernikahan akan menjadi momen bahagia di hidupnya, apalagi jika sang mempelai pria dengan tanpa ragu menyebut nama dirinya dengan lengkap. Namun, bagi seorang Khanza semua itu tidak berlaku, air matanya tanpa di perintah mengalir deras di kedua pipinya. Tim MUA berkali-kali membetulkan make up di wajah gadis itu, karena sedikit berantakan terbawa air mata. "Kamu bahagia banget ya, cantik sampai nangis melulu?" tanya salah satu MUA sembari tersenyum. Khanza hanya menyunggingkan senyum terpak