Karina Mencoba Mendekati Khanza

1204 Kata

"Hai—! Ngelamun lagi?" tiba-tiba Karina datang duduk di sebelah Khanza. "Kau habis menangis?" tanyanya sok peduli. Khanza menoleh. Di usap kasar sisa air mata yang meleleh di pipinya. "Mbak Karina? Aku kira siapa? Aku hanya sedang ingin sendiri, Mbak." "Khanza, aku sudah bilang kan tadi. Kalau kamu butuh teman curhat, aku siap mendengarkannya. Siapa tahu aku bisa ngasih solusi," tawar wanita yang terlihat semakin pucat dan kurus itu. "Tidak Mbak, terima kasih. Aku hanya teringat akan kedua orangtuaku saja. Lagi pula aku dari dulu nggak suka curhat sama orang lain, Mbak." "Oh, ya? Tapi, setidaknya kamu punya dong teman ngobrol atau bestie gitu." "Aku teman banyak, Mbak. Namun, untuk menjadi bestie aku kapok. Aku lebih baik temenan biasa," lama-lama keduanya larut dalam obrolan.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN