Bab 131

1151 Kata

"Damar—!" tegur Kenzo. "Apa—?" jawab Damar sembari cengengesan. Pria tampan itu seolah sengaja ingin menggoda terus sang kakak sepupu. "Kalau ngomong itu di saring. Jangan asal jeplak, masa iya, gue di samakan dengan mahluk yang mengerikan itu." "Lah, emang iya. Kau itu sangat mengerikan, Bang. Buktinya si Mentari sampai merah-merah gitu di buat, elu. Itu berarti lu, sangat ganas. Ha, ha, ha." Damar berkata dengan tawa besarnya. Namun, di balik tawanya itu ada hati yang terasa perih yang dia sembunyikan. Damar berpura-pura bahagia di depan semua orang. Padahal hati dia merasakan pedih yang teramat dalam. Pria itu menyimpan rapat-rapat rasa kecewanya dalam hati, kini dia harus bisa menerima kenyataan jika wanita yang dia cintai tak mungkin lagi bisa dia gapai hatinya. "Udah, udah.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN