“Jika Sean hanya mempermainkan dirimu, maka aku menganggap itu peluang untuk masih bisa meraihmu.” Bisiknya dengan jelas.
“Becca!” Sebuah seruan bersama tarikan menjauh dari Devan, membuat Becca tersentak menambah keterkejutan Becca atas ucapan Devan.
Becca menoleh, menemukan tiba-tiba Sean sudah menemukannya lebih dulu, dengan ekspresi tidak senang tentunya. Tangannya langsung erat di pinggang Becca. Posesif, dengan sorot mata tajam pada Devan.
“Sudah aku peringatkan, cari wanita lain. Bukan milik orang lain!” ujarnya pada Devan dengan dingin.
Berbanding dengannya, justru Devan santai menyikapi, memasukkan tangan ke saku celananya, “santai saja, aku hanya menemaninya yang sendirian mencari keberadaanmu.”
“Kau bukan menemaninya, tapi memanfaatkan kesempatan untuk bisa bersama Bec
