“Jawab saya, Yaya.” Yaya tidak tuli, tapi bibirnya masih enggan menjawab pertanyaan dari sang Suami. Mencoba untuk menantang, Yaya mengangkat kepalanya tegak. “Memangnya kenapa kalau aku dan Ivan lebih dari sekadar teman?” sungutnya. Sengaja ingin melihat reaksi Regan seperti apa. Suaminya itu mengizinkannya untuk jalan dengan pria lain, apakah Regan juga akan memperbolehkan ia untuk menjalin hubungan dengan pria lain juga? Regan melengoskan wajahnya dengan senyum meremehkan. “Saya tahu kamu bukan wanita yang seperti itu.” Yaya mendelik. “Kalau tahu kenapa nanya!” sahutnya bete. Ia kembali berjalan menuju kompor dan melanjutkan masaknya yang sempat tertunda. “Kamu ngapain nonton berduaan sama Ivan?” Masih memutar pada topik yang sama. Katanya tidak cemburu, namun bibirnya terus me