Yaya marah. Sudah tiga hari ia bersikap acuh tak acuh ke Regan. Bahkan pagi ini Yaya membiarkan Regan sarapan seorang diri karena ia harus pergi ke kampus untuk bimbingan skripsi. Dan perubahan sikap Yaya tentu Regan sadari. Wajah Yaya yang selalu cemberut, tidak banyak omong dan kadang membiarkan Regan makan malam sendirikan. Dan semua itu dimulai sejak malam percakapan di mobil ketika pulang dari kantor Regan. Regan membanting sendok dan garpu di tangannya. Sarapannya terasa hambar. Entah kenapa sikap cuek Yaya akhir-akhir ini mempengaruhi suasana hatinya. Regan tahu sumber kemarahan istrinya itu adalah dirinya. Hati wanita mana yang tidak terluka ketika suaminya menolak untuk melakukan hubungan badan? Padahal Yaya sudah mati-matian menahan rasa malunya untuk membicarakan hal itu