BAB 8. BIRTHDAY NIGHT

2262 Kata
Setelah pelepasan rindu yang berjam – jam lamanya, kini kedua tubuh itu berpeluk erat saling menghangatkan satu sama lain dengan tubuh mereka yang sama – sama telanjang. Jari jemari Leo mengelus lengan ramping dan mulus Zidny naik turun, seringan kapas untuk menggoda bulu – bulu halus yang merespon di sana. Gerakan kecil itu membuat Zidny nyaman sekaligus geli, tapi energinya sudah cukup terkuras untuk naik ke pinggang pria itu dan menggoyang pinggul miliknya naik turun lagi. Ah.., bercinta memang hal yang paling candu bagi sepasang kekasih, “Sayang...” – Zidny menggeliat merapatkan wajahnya ke d**a bidang Leo, “Ehem....” Respon Leo memejamkan mata dengan gerakan mengelus tangan tanpa jeda “Dikit lagi waktunya tiba, it’s your birthday” Zidny berbisik kemudian mengecup pipi itu “Oh iya, setengah jam lagi” Leo mengecek jam pada ponselnya yang teletak di nakas di sis ranjang “Aku siapin ya sayang...” Zidny pun menarik diri untuk menyipakan kue. Namun, lengannya di tarik lagi oleh Leo menyebabkan tubuh Zidny terhempas ke d**a pria itu. Mereka saling menatap, “Kau sudah cukup bagi ku sayang, hadiah terindah ku adalah dirimu. Permainan yang luar biasa malam ini adalaah hadiah yang tidak ternilai” Pria itu menarik tengku Zidny dan melumatnya lagi dengan lembut. Wanita itu senang akan pujian yang diberikan pada, permaianan ku luar biasa? – perkataan itu meningkatkan kadar percaya dirinya seribu persen, “Sayang tapi kamu harus tiup lilin, waktunya dikit lagi nih...” – Zidny berucap terengah kala ciuman itu berlanjut ke rahang, leher, dan puncak payudaranya. Posisi Leo yang berada di dibawah membuat pria itu leluasa dan enggan berhenti, “ahmmpp... sayang” desahan nikmatnya lolos, “Waktunya hampir tiba, kita bisa main lagi setelah kamu tiup lilin sayang, ayolah...” lanjutnya memohon. Untung saja Leoky menurut. Kurang dari satu menit menuju pergantian waktu, mereka berdua sudah munutup tubuhnya dengan pakaian tidur masing – masing. Zindy memasangkan topi birthday di kepala kekasihnya dan ia sendiri memengang party popper di tangan kanan dan kirinya. Lilin sudah menyala, pernak pernik perayaan sudah siap. Maka pada di detik ke sepuluh menuju pergantian waktu, Zidny dan Leoky menghitung mundur bersama – sama. Di detik ke lima, Leoky menutup mata make a wish, “3, 2, 1” – ucap Zidny menghitung mundur. Pria itu lalu membuka mata dan tersenyum, “Tiup lilinnya sayang” – Pria itu pun membungkuk sedikit ke araha meja dan meniup lilin. Zidy meneymburkan party popper dan tertawa sangat bahagia. Drrttt... drrttt... Ponsel Leoky yang berada di sisi kue berdering, ada sebuah pesan masuk di sana. Zidny menoleh dan melihat, Brisya? – ada nama Brisya yang mengirim pesan melalui WA. Ketika ponsel itu hendak diambil oleh Leoky, ia kalah cepat dengan Zidny yang penasaran. Ia lalu membuka kunci ponsel itu dengan password yang ternyata tidak diubah oleh Leoky, “Sayang, itu...” ucap Leo dengan ekspresi sulit ditebak Happy birthday Leo, wish you all the best. Kadonya senin ya. Aku tunggu sehabis pulang kerja – Brisya. ****** Ting tong... Bel pintu berbunyi kala Zidny tengah mengeringkan rambutnya. Ia memilih acuh tidak peduli. Namun, bel itu tidak hentinya berbunyi, orang yang menekannya di luar sana sungguh tidak sabar lagi, Ceklek... Nampak wajah Leoky yang frustasi. Semalam setelah mereka bertengkar hebat akibat pesan WA yang diterima oleh Leoky dari seorang wanita bernama Brisya. Zidny terbakar cemburu dan membabi buta terhadap Leoky. Wanita itu membaca seluruh pesan mereka tanpa terlewat sedikit pun. Rupanya di kota kecil ini ada seorang wanita yang mengurus dan memberi perhatian kepada kekasihnya itu. Zidny mengusir pria itu keluar dari kamar, tidak peduli dia akan tidur dimana. Yang jelas saat itu Zidny tidak ingin berdekatan dengan Leoky. Ia cemburu, marah, kecewa, dan merasa terkhianati. Ketika Zidny berniat menutup kembali pintu itu, Leo menahannya dengan sekuat tenaga, “Sayang, kita bicara! Kita perlu bicara!” Zidny tidak menggubris dan tidak ingin melihat wajah pria itu, ia menunduk dan hanya sibuk ingin menutup kembali pintu itu, “Sayang aku mohon! Aku tidak ada hubungan apapun dengan wanita itu, aku bersumpah!” Zidny tetap tidak peduli. Jika terus seperti ini, bisa – bisa Leoky kehilangan wanita yang sangat disayanginya itu. Maka dengan sisa – sisa tenanga, Leoky mendorong paksa pintu itu yang menyebabkan tubuh Zidny hampir terhempas ke lantai. Pintu terbuka dan Leoky akhirnya menerobos masuk ke dalam. “Apaan sih?! Keluar sekarang, keluar!” teriak Zidny. Leoky terdiam memandang Zidny yang tanpa ampun. Nafas wanita itu terengah menahan emosi, saling terdiam beberapa saat. “Kalo kamu nggak mau keluar, aku yang keluar!” – ancam Zidny. Leoky memejamkan mata, menarik nafas dalam – dalam kemudia ia menarik tangan Zidny, menahannya. Leoky bukan laki – laki lemah hanya saja tubuhnya cukup kelelahan terlebih semalam ia tidak cukup istirahat, “Lepas!!!” Leoky menggenggam lengan itu sampai memerah. Pria itu lalu menutup pintu kamar dan menguncinya rapat. Selanjutnya ia mengangkat tubuh kekasihnya ke pundak kokohnya. Zidny yang kaget dan linglung karena diangkat paksa seperti karung beras, “Turunin gue! Turunin gue bilang!!!” – ia berontak dengan posisi kepala di bawah kaki di atas. Leoky tidak peduli, ia membawa tubuh itu untuk ia baringkan di ranjang. Masalah ini harus selesai sekarang! Zidny harus mau mendengarakan dirinya, “Ssttt... dengarkan aku sayang!” tubuh Leoky menindih dan mengunci tubuh Zidny sepenuhnya agar tidak bisa melawan lagi. Ia pun mengunci kedua tangan wanita itu di sisi kepalanya. Zidny terdiam, menatap manik Leoky dengan penuh amarah, “Aku sumpah, nggak ada hubungan dengan wanita itu sayang! Aku nggak selingkuh! Aku Cuma sayang sama kamu! Aku Cuma mau nikah sama kamu! Nggak ada wanita lain. Aku nggak bisa kalau nggak sama kamu sayang!” kalimat itu diucapkan oleh Leoky dengan sepenuh hati dan mendalam. Matanya menampakkan kejujuran yang tidak terbantahkan. Mendengar kalimat itu, hati Zidny ikut terenyuh. Ia memalingkah wajahnya, ingin menghindari kontak mata kala air matanya mendesak untuk ditumpahkan, “Sayang, sssstttt! Please jangan nangis. Kamu nggak pantas tangisin hal yang nggak terjadi sama sekali!” ucap Leoky kemudian mengecup kening wanita itu dengan segenap jiwa, “Tapi aku nggak percaya, Brisya itu perhatian banget sama kamu!” Suara Zidny mencicit dan terisak “Sayang, ku akui memang Brisya sepertinya suka sama aku. Tapi sumpah aku nggak pernah ada niat untuk merespon apapun itu! Aku hargai dia hanya sebatas rekan kerja, itu pun sampai project ini selesai sayang! Aku mohon percaya sama aku!” pria itu pun berbaring dan meneggelamkan wajahnya di cekungan leher Zidny, menghirup aroma sebanyak – banyaknya di sana. “Aku ingin kita habisin waktu bersama dengan baik – baik selama kamu ada di sini! Aku nggak ingin terjadi pertengkaran mengenai hal yang nggak penting sama sekali, terlebih itu tidak pernah terjadi sayang!” Leoky mengecup leher itu singkat “Aku hanya mencintai mu, hanya menginginkan mu!” ia berucap sambil mencecapi leher itu kemudian, membuat Zidny menggeliat. Leoky melakukan ini semua untuk membuat kekasihnya itu tenang, “Aku tidak pernah menyentuh wanita lain salin dirimu Zid, dan aku bersumpah hanya akan menyentuh dirimu!” cecepan itu kemudian naik mengarah ke bibir Zidny. Mereka pun saling memangut. Zidny pun menyerah dan akhirnya menghabiskan amarahnya ke dalam bentuk energi untuk bercinta dengan Leoky di pagi ini. Tapi bagaimana pun, seorang wanita tidak akan mudah melupakan suatu hal terutama jika itu menyangkut hati yang terluka. Di balik kenikmatan yang ia rasakan, desahan – desahan yang ia keluarkan, ia bersumpah akan lebih mengawasi kekasihnya itu, dan dia akan mencari siapa tahu wanita itu. Yang membuat Zidny kesal adalah perbuatan Leoky yang telah berani meladeni wanita lain. Dan yang menjadi permasalahan bagi Zidny adalah Leoky tidak berujar kepada wanita yang bernama Brisya itu bahwa ia memiliki seorang kekasih di Jakarta. ****** Sabtu, Minggu menghabiskan waktu bersama, Zidny dan Leoky akhirnya harus segera berpisah kembali. Besok pria itu harus kembali bekerja. “Yang, kamu nggak mau ikut ke Pariaman?” ajak Leoky, “Jagain aku di sana lho, biar nggak ada yang deketin lagi!”lanjutnya bercanda “Ih, kamunya aja yang genit! Huft...” – Leoky menarik tubuh itu lagi dan memeluknya, “Sabar yah sayang, setelah ini aku secepatnya akan nikahin kamu! Aku janji,,,” wanita itu hanya diam mengangguk, “Kamu kalau udah jadi istri aku harus mau ikut kemana aku kerja lho sayang, jangan ogah – ogahan lagi dan maunya di Jakarta aja” wanita itu terdiam lagi “Aku serius, kamu harus ikut aku nantinya” Pria itu lantas berdiri dan mengambil handuk, “Mau ikut?” Zidny mengriyitkan alisnya bingung “Mau ke mana?” – tanyanya “Mandi bareng...” Zidny tertawa, pria ini memang tida kehabisan akal untuk menikmati dirinya, lantas Leoky mengangkat tubuh Zidny untuk ikut bersamanya berendam ke dalam bath up. Percakapan kecil pun terjadi di sela – sela momen panas mereka di dalam bath up, Leoky mendudukkan wanitanya di depan sehingga ia bisa memainkan busa – busa lembut dipunggung Zidny, sambil sesekali tangan nakalnya mengelus ke d**a dan meremas dua p******a di sana. Zidny menoleh dan menawarkan bibirnya untuk dilumat, Leoky menyambut. Suara saling mencecap memenuhi ruangan membuat suasana menjadi semakin intim, “Leo...” Zidny menarik bibirnya sesenti untuk berbicara, suara lembut nan manjanya membuat Leo semakin terenyuh, sebenarnya ada kesedihan dibalik sana “Iya sayang...” Leoky paham akan hal itu “Aku.., aku nggak kuat kalo nggak ada kamu!” Zidny menunduk sedih, bagaimana Zidny bisa tahan tanpa disentuh pria itu, “Sayang, sama halnya dengan ku! Kamu tahu, aku tergila – gila sama semua hal tentang kamu Zid, tapi please bertahan sedikit lagi ya sayang, demi aku dan hubungan kita!” Leoky berucap dengan merapatkan keningnya dengan Zidny, wanita itu mengangguk. Ia kemudian mengalungkan lengannya ke leher pria itu, “Jadi kamu harus cepet – cepet selesaiin semuanya sayang, demi aku juga, demi cinta kita, yah?” – Leoky tersenyum dan mengangguk “Aku antarin kamu ke bandara habis makan malam ya, habis itu aku juga langsung balik ke Pariama” Leoky mengingatkan, pesawat Zidny berada di penerbangan terakhir malam ini, untuk itu mereka harus sudah di bandara setidaknya pukul 8 malam. Sesi berendam pun berakhir dengan Leoky mengeluarkan laharnya sebanyak 2 kali di dalam sana. Dan sekali lagi mereka bercinta sebelum benar – benar meninggalkan kamar untuk menikmati makan malam. Setibanya di bandara, Zidny dan Leoky kembali memberikan satu ciuman terakhir yang panas, basah dan b*******h sebelum keduanya turun dari mobil. Lantas pria itu membantu menurunkan dan membawakan barang – barang kekasihnya, “Nggak ada yang ketinggalan kan?” pria itu bertanya memastikan. Zindy mengingat dan memperhatikan semua barang - barangnya kembali, “Nggak ada kok sayang, semuanya aman” Mereka lalu berjalan sampai ke area departure, menyisakan Zidny yang kembali bersedih, “Kemari...” Leoky membuka kedua tangannya menawarkan tubuhnya untuk di peluk sang kekasih. Zidny pun menjatuhkan tubuhnya ke dalam d**a liat dan bidang itu, “Jangan sedih sayang, aku nggak suka kalau kamu sedih apalagi nangis. Aku sayang banget sama kamu!” Leoky mengeratkan pelukannya dan mengecup kening itu berkali – kali “Aku juga sayang banget sama kamu, Leo!” kedua tangan wanita itu melilit tubuh Leoky dengan semakin erat, “Aku bakal kangen banget sama kamu!” – lanjutnya. Pria itu mengelus punggung Zidny atas – bawah dengan pelan dan mesra, menenangkan kekasihnya yang akan segera berangkat, “Ya udah aku masuk dulu kalau gitu” Zidny membangkitkan tubuhnya, wajahnya menadah kepada Leoky yang tinggi menjulang, “Kamu mau aku cium di sini?” – Leo bertanya, ingin memanjakan kekasihnya di saat – saat terakhir. Wanita itu tersenyum lucu dan mengangguk, maka sesuai permintaan kekasihnya itu, Leoky mencium bibir kecil dan penuh itu, tidak mencecap dan tidak bernafsu mengingat mereka berada di tempat umum. Ciuman mendalam dengan segenap jiwa dengan durasi yang tidak terlalu singkat dan tidak pula terlalu lama. Zidny bersemu dan bahagia atas perlakuan Leo, “Aku cinta dan sayang banget sama kamu!” – ucapya. Leoky tersenyum dan mengangguk, “Aku juga sayang...”. Zidny pun mengambil semua barangnya, bersiap untuk melangkah masuk ke dalam bandara. Sekali lagi ia menoleh melihat dan memindai seluruh tubuh dan wajah kekasihnya itu, Leoky lantas maju mendekat dan sekali lag mengecup bibir dan kening itu singkat, “Jangan bersedih, aku sangat mencintai mu Zid. Aku janji akan nikahin kamu secepatnya!” elusan telapak tangannya di pipi Zidny membuat wanita itu tersenyum, “Aku juga cinta banget sama kamu. Aku udah nggak sabar untuk momen itu Leo. Ya udah aku masuk dulu yah! Aku kabarin kalau pesawat aku udah take off” – Leoky mengangguk dan sekali lagi mengecup kening wanita yang sangat disayanginya itu sebelum akhirnya ia melangkah masuk ke dalam. Leoky terlebih dulu memastikan semua aman, kemudian ia bergerak untuk meninggalkan bandara. Sebelum ia menyalakan mesin mobilnya, ponsel di kantong celananya berbunyi. Ia merogoh kantong itu dan mengambil ponselnya segera, ada nama Brisyah yang memanggil di sana, “haahhh....” Leoky menghela nafas panjang, pertanda lelah dengan konflik yang dihadirkan wanita itu, “Ya, Halo Brisyah?” – Leoky menjawab dan menjalankan mesin mobil “Leo dimana? Kok kamu nggak ada di mess sih? Anak – anak bilang kamu ke Palembang ya?” – Ya Tuhan, wanita ini semakin menjadi saja. Leoky tidak ingin mengambil resiko apapun, terutama perihal hubungannya dengan Zidny. Cukup sekali saja Leoky melihat itu cemburu buta. Ia tidak ingin menyakiti wanita yang ia tetapkan menjadi calon istrinya itu “Iya Bri, saya ada di Palembang sekarang!” – jawabnya singkat “Ngapain di Palembang? Kok nggak ngabarin ke aku?” – inilah saatnya “Aku ke Palembang ketemu sama calon istri aku Bri, dia dari Jakarta jenguk aku ke sini!” – Jawaban yang sangat lugas itu membuat Brisyah menohok, wanita itu terdiam sejenak, “Apa?” – ia bersuara kemudian “Iya Bri, aku sudah punya kekasih! Maaf...” – Entah apa maksud Leo berucap maaf, yang jelas pria itu harus menyelesaikan persoalan ini sekarang juga sebelum hal yang tidak ia inginkan terjadi. Dan juga agar Brisyah tidak menjatuhkan harapan lagi terhadapnya, “Ohh gitu...” – satu kalimat terakhir sebelum akhirnya wanita itu memutus sambungan telfon tersebut tanpa pamit. Leoky pun menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat, namun tanpa Zidny ketahui.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN