BAB 7. DESIRE

2063 Kata
 “Ah sayang, buka lagi, lebih dekat lagi!” Kali ini giliran Leoky meminta sexphone kepada Zidny, wanita itu melakukannya. Dia mengambil ponselnya, mendekatkan kamera depan ke area kewanitaannya, “Segini? Udah kelihatan belum sayang?” tanyanya sambil sebelah tangannya terus meremas p******a dan memainkan putingnya, “Yash, it’s good enough! Sekarang mainkan k******s kamu sayang, dan jangan tahan suara kamu! Aku pengen dengar desahan kamu!” – Zidny mencoba mencari – cari titik yang paling menggelikan di puncak saraf vaginanya itu, kadang kala jari - jarinya menyapukan lendir pelumas yang sudah berteteran di sekeliling bibir vaginanya yang berdenyut, rasanya lebih memabukkan. Suara rintihan Zidny memenuhi telinga Leoky yang bertengger airpod, “God damn it! Seandainya aku di sana sayang, aku akan lebih membuat mu tersiksa! Kau tahu, aku akan membuat kissmark di leher, d**a dan p****g mu” – ah ya, Zidny tidak bisa merasakan itu, dirinya tidak mampu membuat dirinya nikmat sampai ke level suck and lick yang Leo selalu suguhkan untuknya, maka membayangkannya saja Zidny semakin menegang, ia lalu meletakkan kembali poselnya di bawah sana untuk memainkan kedua tangannya lebih aktif, “Buka sayang, mainkan jari mu untukku!” Leo menuntun. Hal itulah yang Zidny ingin lakukan. Pelan – pelan Zidny memasukkan jari ke dalam lubangnya yang menganga, basah dan hangat dengan jari tengahnya, sialan! – Leoky semakin mengeras saja di bawah sana. Zidny begitu rindu, ingin dimasuki secara penuh oleh Leoky. Kenikmatan yang ia rasakan kali ini berbeda. Walaupun sama – sama di puncak, namun di puncak bersama Leoky adalah bagai di langit ke - ketujuh, puncak paling sempurna, dan paling indah yang pernah ia rasakan, bagaimana tidak? Zidny menyerahkan virginitynya kepada laki – laki itu beberapa tahun yang lalu. Dan deru nafas yang saling memburu, saling memandang dengan mata berkabut pada layar masing – masing, kedunya meraih puncak. Leoky menggumam dengan suaranya yang sangat jantan sedang Zidny mengeluarkan suara yang sedikit memekik di lehernya. Perasaan nikmat dan tersiksa sungguh bercampur menjadi satu. Yah, jarak begitu menyiksa mereka. Beberapa saat kemudian setelah menstabilkan denyut jantung, Zidny dan Leo kembali saling memandang pada layar ponsel dengan keadaan yang masih telanjang bulat, “I miss you...” Ucap Leo yang membuat Zidny memalingkan wajahnya, “Jangan!!! Please... Don’t cry! Aku janji setelah pekerjaan ini, tidak akan ada lagi jarak diantara kita, aku janji sayang!”- tapi kapan, kapan pekerjaanmu berakhir? Suara hati Zidny yang tidak bisa ia utarakan, hanya air mata yang jatuh membasahi pipinyalah yang mampu menjelaskan betapa ia sangat lelah dengan situasi ini, “Aku capek, mau bobo!” Zidny pamit yang memang merasa sudah sangat kelelahan, matanya sudah tidak kuat lagi untuk diajak terbuka, “Baiklah sayang, tidurlah dan mimpi indah” – usai saling memberikan sun, Zidny pun mematikan panggilan, “Haahh...” – suaranya memberat sebelum meletakkan ponselnya di nakas. 1 bulan kemudian... Zidny memutuskan untuk ke Pariaman minggu ini, setidaknya ia menunjukkan sebuah pengorbanan yang nyata kepada Leo atas hubungan mereka, selain itu minggu depan adalah hari yang special bagi kekasihnya itu. Pasalnya itu adalah hari ulang tahunnya yang ke 28 tahun, Zidny tidak ingin melewatkan momen itu. Dan ya, tepat di hari ini, Zidny pun mengajukan surat resing ke kantornya. Ia sudah cukup lelah dan tidak mampu lagi berdamai dengan kejenuhan yang menerpa dirinya, “Lu beneran resign Zid?” Mulan bersedih akan ditinggal oleh teman sekaribnya dua tahun belakangan, “Ya mau gimana lagi, Mul? Lo tau kan gue bosen banget! Dan gue nggak bisa atasi itu, while i’m keep trying!” Zidny berucap seraya balik membalas pelukan Mulan “Yah, mau gimana lagi? Gue musti cari teman curhat sekantor yang lain dong?” “Ya udah, kalo nggak dapat lo bebas telfon gue kapan pun” – Zidny tersenyum “Trus rencana lo apa Zid, setelah ini?” “Kita liat aja, gue belum ada rencana apapun sih setelah ini!” - Mereka pun berpelukan erat, sebelum akhirnya terlepas karena Zidny sudah tidak sabar mengepakkan sayapnya menghirup udara segar di luar sana, no more responsibility for a while. Tiga hari jelang keberangkatannya, Zidny menghabiskan waktu berkeliling mall. Selain untuk me time, ia pun ingin mencari sebuah kado untuk Leoky. Leoky adalah tipikal laki – laki yang suka dengan barang berkualitas, soal harga adalah nomor dua baginya. Laki – laki itu memiliki beberapa hobi terutama di bidang olah raga, maka Zidny pun bepikir ingin menghadiahi kekasihnya itu dengan sesuatu yang bisa mendukung aktivitasnya ketika berolah raga. Dan pilihannya jatuh kepada smart watch seri terbaru dari apple. Tidak masalah bagi wanita itu untuk menguras sedikit tabungannya, kali ini memang berbeda. Mereka terpisah oleh jarak yang sangat jauh dan begitu lama, dan tentu saja ia sangat merindukan pria yang sangat disayanginya itu. ***** Waktupun telah tiba, Zidny akhirnya tiba di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang. Gilanya, wanita itu tidak memberitahukan perihal kedatangannya kepada Leoky. Tapi Zidny sudah memperhitungkan semuanya, jarak tempuh dari tempat Leoky berada dengan kota Palembang sekitar 3 jam perjalanan menggunakan mobil. Untung saja, Zidny memperoleh penerbangan pertama hari ini. Semua kebutuhan akomadasi selama di Palembang ia sudah siapkan, hotel pun sudah ia booking melalui aplikasi online. Pilihannya jatuh kepada hotel bintang 4 Aryaduta Palembang. Ia membutuhkan hotel yang menawarkan kenyamanan maksimal dan pelayanan ekstra nantinya. Ia tidak ingin malam special untuk kekasihnya itu tidak berlangsung dengan baik, dan tentunya malam mereka saling melepas rindu. Semua terancang sempurna di kepala Zidny dengan rapih. Butuh 1 jam untuk Zidny berbenah barang – barangnya sebelum akhirnya bersantai sejenak dan segera menghubungi Leo. Untungnya panggilan wanita itu segera diangkat oleh kekasihnya, “Ya, halo sayang...” “Sayang, kamu sibuk nggak?” – Zidny deg – deg an dengan kejutan yang sebentar lagi akan pecah “Nggak terlalu sih, ada deadline tapi bisalah aku handle sayang. Kamu dimana?” – pertanyaan inilah yang Zidny tunggu – tunggu “Aku di Palembang!” – wanita itu meringis mengucapkannya. Keheningan tercipta “Sayang, kamu denger nggak sih? Aku di Palembang nih!” “ekhm...” Leo mendadak batuk, sepertinya membetulkan posisi pita suaranya hampir tertelan karena kaget, “Sayang, jangan bercanda!” – sambungnya “Aku nggak bercanda, aku serius! Aku di Palembang, sekarang ada di Aryaduta. Pesawat aku baru aja mendarat 2 jam yang lalu” – Zidny mulai gemas dengan reaksi Leo “Oh My God!!! Zidny sayang, kenapa kamu nggak bilang – bilang dulu sih?!” “KEJUTAAAN!” Jerit Zidny ke ponselnya, “Aku mau kasi kamu kejutan sayang, besok hari ulang tahun kamu, kan?” – dan sepertinya pria itu lupa akan ulang tahunnya kali ini “Zid, tapi...” “Aku nggak mau tahu dan aku nggak terima alasan apapun, ya! Pokoknya malam ini kamu bareng aku! Aku nunggu kamu di hotel, kita makan malam bareng!” – wanita itu mencecar tidak memberi ruang kepada Leo untuk menolak “Hah.., If you let me know first honey, i’ll prepare!” Suara Leo lemah pertanda menyerah “Then prepare now!!!” – Zidny sarkas “Oke, Oke... i will!” ***** Zidny girang karena Leo mengikuti keinginannya. Hatinya bersemu dan tidak hentinya berdegup kencang, bertemu dengan Leo setelah beberapa bulan lamanya, ah... rasanya seperti menjadi ironman (bercanda deg, wkwkwk...). Ia masih memiliki waktu sekitar 8 jam sebelum malam tiba. Zidny mempunya perminataan khusus ketia check – in, ia ingin kamarnya di dekor sedemikian rupa dan memesan kue blackforest kesukaan mereka berdua kepada pihak hotel. Pihak hotel pun menyanggupi dengan tambahan tip tentunya. Kembali seharian Zidny memanjakan dirinya di salon di sebuah mall terdekat, hal ini tentunya untuk memanjakan Leoky nantinya. Wanita itu tidak ingin ada satu kekurangan apapun malam ini, ia ingin membuat Leoky memuja – mujanya di ranjang. Dua jam menuju makan malam, Zidny harus segera kembali ke hotel. Sekitar satu setengah jam yang lalu, Leoky menghubunginya menyampaikan bahwa ia sedang dalam perjalanan menyusul ke Aryaduta. Butuh sekitar dua puluh menit barulah Zidny tiba di dalam kamar. Mengecek seluruh dekor yang sudah terpasang, dan mengecek kembali cake yang akan tiba sebelum jam 7 malam. Saatnya ia mandi, waktu tidak akan menuggunya. Ting tong... Bel berbunyi, Zidny yakin itu adalah Leoky. Astaga, ada apa dengan jantungku – Zidny keringat dingin, ia menatap kembali dirinya di cermin westafel kamar mandi. Ia memastikan ia sudah cukup istimewa. Dengan rambut yang di buat tergerai bergelombang, make up tipis natural di wajahnya, kalung berinisal Z yang bertengger di leher jenjangnya, kimono satin panjang yang membalut tubunya, kimono? – Ya, Zidny tidak basa – basi. Ia siap menghangatkan ranjang Leoky malam ini. Wait.. Zidny kembali mengambil parfume, menyemprotkannya ke leher dan titik nadinya. Leoky sangat suka wewangian. Kini, ia seratus persen sempurna. Bel berbunyi untuk yang ketiga kali barulah Zidny siap membukanya. Ceklek... Zidny membuka pintu itu perlahan, menampakkan Leoky di hadapannya berdiri dengan stelan kemeja yang pas di tubuhnya. Keduanya sama – sama terdiam sejenak, waktu seolah berhenti. Saling menatap iris mata masing – masing, menunjukkan kerinduan yang sangat mendalam. Mata Zidny lebh dulu memindai setiap inchi dari diri Leoky, kekasihnya nampak semakin tampan. Tubuhnya semakin pas saja, dan kumis – kumis yang menghiasi wajahnya semakin tebal saja, Zidny pun tersenyum tepat di manik Leoky. Kini giliran Leoky yang memindai tubuh kekasihnya itu, Ya Tuhan... Wanita ini seperti buku yang terbuka. Ia bahkan berpakaian seperti ini menyambutku?! – Leoky terkekeh dengan keterus-terangan yang ditunjukkan Zidny, pria itu kemudian maju selangkah melewati pintu, “Kau sangat merindukan ku, hmm?” Leoky berbisik tajam, berat, dan buas di hadapan Zidny. Hembusan nafasnya menyapu seluruh permukaan wajah wanita itu, keintiman sarkas yang tercipta membuat Zidny tersipu dan memalingkan wajahnya. “Aku di sini sekarang!” Ucap Leoky kemudian mendorong tubuh Zidny ke tembok, d**a wanita itu terangkat menahan nafas, sikap – sikap jantan seperti ini yang membuat wanita itu tergila – gila. Leoky menarik dagu itu paksa, dan langsung saja memengut dan melumatnya dengan buas. Zidny menikmatinya namun kewalahan, ia mendorong d**a kekasihnya itu pelan, Zidny kehabisan nafas. “Mandi dulu gih...” Ucap Zidny yang mencicit, Leoky kembali terkekeh tatkala melihat ekspresi Zidny yang nampak bingung dan putus asa menghadapi kenikmatan yang ia tawarkan. Kepolosan di mata wanita itulah yang selalu membangkitkan sisi terliarnya. Kembali ia mengecup bibir wanita itu singkat, “Baiklah sayang, persiapkan diri mu!” – senyum Leoky sambil memandangi bibir Zidny yang sedikit bengkak akibat perbuatannya. Dada Zidny kembang kempis, wanita itu tersenyum mengigit bibir bawahnya sebelum Leoky melepas rengkuhannya, aku siap – aku sangat siap! – batinnya. Dan ketika Leoky bergelut di kamar mandi, wanita itu lalu menelfon receptionist menanyakan perihal blackforest cake mereka. Untung saja kue itu sudah siap dan segera diantarkan ke kamar mereka yang berada di lantai 5. Setengah jam berlalu, Leoky pun akhirnya keluar dari kamar mandi. Ia hanya mengenakan handuk putih yang bertengger di pinggangnya. Tubuh sintal dan berototnya terpajang bebas, menjadi pemandangan exclusive untuk Zidny. Kala ia berjalan wanita itu tengah sibuk dengan sebuah kue di atas meja, “Hmm...” – Leoky bersuara “Eh.., Udah sayang mandinya?” – wanita itu kemudian membungkuk, sepertinya ingin menancapkan lilin yang tengah ia pegang sekarang. Gerakannya itu menyebabkan kimono satinnya sedikit jatuh ke bawah, sehingga menampakkan sesuatu di baliknya, apa itu? – benak Leoky. Sepertinya Zidny memakai sesuatu yang asing di tubuhnya. Leoky maju, menarik tubuh wanita itu menghadap dirinya. Tarikan yang tiba – tiba itu membuat Zidnya kaget, “Eh...” – ucapnya “Leo?” – sambungnya menatap mata Leo yang memindai dirinya. Ikatan kimono yang sedikit longgar itu menampakkan sedikit dadanya, Leoky kemudian menyibakkan pakaian itu seperti membuka gorden dengan keduanya tangannya, “Zidny...” – ucap Leo seperti tidak percaya. Matanya membulat dan mulutnya menganga, “Kau sungguh ingin menggoda ku?” – ucapan itu membuat Zidny sangat malu, “Aku pikir kau akan suka!” wajahnya memerah malu, bagaimana tidak? Ia mengenakan sebuah gaun tidur yang sangat sexy. Berbahan satin dan berwarna gelap menampilkan tubuh Zidny seratus kali lebih sexy dari biasanya. Dengan belahan d**a yang sangat rendah hingga ke pusar ditambah dengan sentuhan ruffle di sepanjang dadanya yang terbuka. High-cutting dress yang mengekspose kedua paha mulusnya hingga ke pangkal, dan gaun ini semi – transparant menampakkan kedua p****g Zidny yang bersemu, Ya Tuhan, betapa bodohnya aku – sesalnya dalam hati. “Aku pikir...” Ucapan Zidny terjeda, Leoky membungkam kedua bibirnya dengan rakus dan basah. “Zidny, you are mine! You are my Goddes girlfriend and my future wife...” – ucap Leoky frustasi di sela – sela ciuman mereka, terlalu gila dengan pemandangan yang disuguhkan wanita itu. Zidny sungguh membuatnya seperti cacing kepanasan di tengah padang pasir dan hanya akan diam dengan hangat tubuh wanita yang ia rengkuh itu. Maka pria itu mengangkat tubuh Zidny dan merapatkannya di tembok, tangannya menuntun agar kedua kaki jenjang dan mulus itu melingkar di pinggangnya dengan erat. Posisinya sudah sangat strategis untuk menyantap kedua p****g kecoklatan yang malu – malu di balik kain rendah itu. Leoky membuka mulut dan langsung melahap puncak d**a yang mulai menegang itu, “ttssssshh... ah” – rintihan Zidny menahan tubuhnya meladeni permainan lidah Leoky yang buas dan liar. Kain rendah diantar lidah dan p****g itu membuat sensasi tersendiri, “Leo.... ahh” “Sayang... ahh” – eraman manja Zidny yang seperti meminta pengampunan itu justru membuat Leoky semakin menggila. Sangat – sangat sexy di telinganya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN