Suara goresan bolpoin di atas kertas dapat terdengar di kantor Damian. Ruangan itu senyap dari suara manusia—karena itulah suara sekecil apa pun dapat terdengar di sana. Damian tampak menikmati suara goresan bolpoin yang ia torehkan di atas dokumen tersebut. Tanpa ia sadari sudut bibirnya terangkat sejak tadi. Namun, keheningan itu pecah ketika ponsel Damian berdering. Damian mengangkat wajahnya lalu beralih menatap ponsel yang diletakkan tidak jauh dari dokumen tersebut. Ekspresi Damian menunjukkan keengganan ketika melihat si penelepon. Ya, siapa lagi kalau bukan Sabrina yang membuatnya enggan. Setelah panggilan itu berakhir, Damian segera mematikan ponselnya. Ia tidak peduli kalau Sabrina marah. Asalkan ia bisa bekerja dengan damai hari ini, biarkan saja hari esok ia mendapatkan benta