Bab 2. Mantan Istri yang makin bersinar

1090 Kata
Happy Reading. Justin menelan salivanya berkali-kali ketika melihat aura sang mantan. Aura seorang wanita yang terlihat sangat anggun, cantik, mempesona, dan dingin seperti es. "Kau semakin bersinar, Evelyn," batin Justin kagum. Tidak terasa sudah Enam tahun dia tidak bertemu dengan Evelyn. Antara rasa senang, malu, dan sedih, semua rasa itu bercampur menjadi satu. Rindu yang dulu ia rasakan sungguh begitu menyiksa, tetapi meskipun begitu Justin tidak berani untuk mendatangi Evelyn karena rasa malu yang besar, meskipun sempat mencarinya, tetapi Justin tahu diri jika dia adalah sumber kesakitan sang mantan. Justin malu karena melakukan kebodohan di masa lalu hingga membuatnya kehilangan Evelyn. Malu dengan tindakan yang membuatnya masuk penjara dan hampir kehilangan perusahaannya karena memperkosa wanita yang masih menjadi istrinya saat itu. Akan tetapi hal ini tentu saja belum ada apa-apanya dibandingkan dengan saat ini, Justin lebih malu saat petugas wedding organizer yang Laura sewa untuk pernikahan mereka ternyata adalah milik Evelyn Calista, sang mantan istri. "Bukankan aku akan terkesan seperti buaya, setelah bertahun-tahun lamanya, tiba-tiba bertemu dengan Evelyn dengan keadaan sudah memiliki calon istri? Ya Tuhan! Ev, maafkan aku! Aku merasa sangat terpuruk saat harus bercerai denganmu, kalau bukan karena Laura, aku tidak akan bisa bertemu denganmu, meski keadaannya harus begini," batin Justin. "Sayang, bagaimana menurutmu desain yang ini?" Laura bertanya pada Justin sambil menunjukkan majalah desain pernikahan pada calon suaminya. Justin lagi-lagi membasahi tenggorokannya yang sejak tadi kering, entah kenapa dia malah merasa seperti sedang ketahuan selingkuh. Padahal di sini posisinya adalah sebagai calon pengantin prianya. Evelyn sendiri tidak menatap Justin, rasanya masih saja terasa sakit melihat pria itu, bahkan sekarang dia merasa tidak betah dengan atmosfer yang ada di sekitarnya. "Ehm, bagus, ini bagus!" jawab Justin dengan suara yang bergetar karena gugup. "Apa kamu baik-baik saja? Sepertinya keadaanmu kurang baik, sayang?" Lagi-lagi sikap Laura membuat Justin seperti dihadapkan dengan tatapan tajam dari sang mantan. Padahal Evelyn sama sekali tidak melihat hal itu, Evelyn berusaha untuk tidak peduli melihat sikap mesra yang di tunjukkan kedua pasangan calon pengantin yang sialnya adalah mantan suaminya sendiri. "Aku baik-baik saja," jawab Justin berusaha tersenyum. "Ehm, apakah Anda tidak memberikan desain pernikahan premium yang tadi sudah Anda rencanakan, Nona?" tanya Daisy tiba-tiba. Laura dan Justin langsung menatap Daisy. "Desain premium?" cicit Laura. Evelyn langsung menatap asistennya itu dengan tajam, tatapannya langsung menusuk ke dalam mata gadis muda itu. Daisy yang paham akan tatapan Evelyn langsung meralat ucapannya. "Eh, bukan, maksud saya desain internasional dengan tema musim panas, karena pernikahan Nona Laura dan Tuan Justin akan di adakan 4 bulan lagi yang berarti pada saat itu adalah musim panas, begitu maksud saya," jelas Daisy. "Tapi sepertinya tadi Anda menyebutkan desain premium?" kini Justin yang bertanya. Evelyn menghela napas, kenapa pria itu seakan tertarik dengan desainnya? Tetapi Evelyn tidak akan pernah sudi memberikan desain Spring and lilies pada sang mantan. "Aku tidak akan memberikan desain pernikahan itu pada kalian, apalagi pria seperti mu! Dasar pria b******k!" batin Evelyn "Anda tidak akan tertarik, Tuan! Lagipula desain itu juga belum sepenuhnya selesai, jadi lebih baik Anda memilih yang lain, kami masih memiliki beberapa contoh desain pernikahan yang bagus," ucap Evelyn yang kali ini berani menatap mantan suaminya. Justin bisa melihat tatapan mata Evelyn yang penuh dengan kebencian, lalu kalau sudah begini, apakah dia masih ada kesempatan untuk mendapatkan maaf dari Evelyn, sang mantan istri yang telah ia sia-siakan? "Evelyn, aku sangat merindukanmu, apakah aku masih di beri kesempatan untuk meminta maaf dan mendapatkan maaf darimu?" batin Justin. "Sudahlah, sayang. Kita lihat contoh yang lain saja, masih banyak desain bagus yang di milikinya Nona Calista," ujar Laura membuyarkan tatapan Justin dari sang mantan. "Oh, iya, pilihlah mana yang kamu suka, aku akan menurut," jawab Justin. Laura hanya bisa mengangguk dan melihat majalah di depannya, dia merasa sepertinya calon suaminya itu sedikit berbeda. Justin terlihat aneh pada saat bertemu dengan Evelyn. Menurutnya calon suaminya itu terlihat salah tingkah, tetapi baru saja Justin memperlihatkan semangatnya ketika menanyakan desain premium yang di bicarakan oleh Daisy. "Sepertinya mereka seperti saling kenal? Tapi itu tidak mungkin, Nona Calista terlihat biasa saja. Ah, mungkin aku yang terlalu banyak berpikir," batin Laura. *** Evelyn termenung di dalam ruangannya, mengingat beberapa menit yang lalu dia baru saja bertemu dengan pria masa lalunya yang sangat tidak ingin ia temui, bahkan mungkin sudah ia masukkan ke dalam daftar hitam yang harus ia buang jauh-jauh dari kehidupannya. Tetapi entah kenapa Tuhan tidak mengabulkan permintaannya, setelah sekian tahun dia dipertemukan kembali dengan sang mantan. "Hidupku sudah damai, tapi kenapa dia harus datang kembali? Menyebalkan! Apa pria itu tidak ingat dulu kelakuannya seperti apa dan sekarang dengan seenakmya datang ke tempat kerjaku untuk menyewa WO di sini? Ya Tuhan! dasar buaya!" geram Evelyn. Entah kenapa dia kesal sendiri melihat mantan suami brengseknya yang sebentar lagi akan menikah. Apakah dia merasa panas? Oh, tidak! Evelyn tidak akan pernah peduli dengan kehidupan Justin. Biarlah dia bahagia dengan wanita yang sekarang. "Silahkan berbahagia tuan mantan!" "Nona, apa Anda tidak apa-apa?" Evelyn tersentak ketika Daisy tiba-tiba sudah berada di dalam ruangannya. "Ah, aku tidak apa-apa, ada apa Daisy?" tanya Evelyn. "Nona Laura meminta Anda mengirimkan desain premium yang Anda buat, dia lebih tertarik dengan desain itu, dia akan menunggu Anda untuk menyelesaikannya, Nona. Apakah saya boleh mengirimkan contohnya sebagian?" tanya Daisy agak takut. Evelyn mendesah perlahan. Dia menatap tumpukan majalah desain itu dengan pandangan kosong. "Bukankah tadi Nona ingin memperlihatkan pada mereka?" "Tidak, Dai, aku belum siap, bilang pada Nona Laura bahwa aku belum bisa memberikan desain itu," ucap Evelyn. Dia dengan tegas menolak memberikan konsep pernikahan yang dia buat sendiri pada pernikahan mantan suaminya. "Baik, Nona, permisi." Desain premium yang ia namai dengan Spring and Lilies adalah desain pernikahan dengan tema out door di musim semi saat bunga-bunga mulai bertunas dan tumbuh. Evelyn tidak akan pernah memberikan desain impian itu pada Justin. *** Justin akhirnya bisa terbebas setelah keluar dari gedung A.Y tersebut, seperti dulu pada saat dia terbebas dari jeruji besi yang ia tempati hampir 1 tahun lamanya, rasanya begitu menyesakkan. Justin sendiri menjadi sosok pendiam dan jarang tersenyum setelah keluar dari tahanan dan lebih fokus untuk mengurus perusahaannya. Dia sempat mencari info tentang Evelyn, tetapi dari hasil penemuan informasi dari orang-orangnya, Evelyn sudah pergi dari kota Surabaya dan entah di mana dia tinggal. Justin ingin sekali mencari mantan istrinya untuk meminta maaf atas perbuatannya terdahulu, tapi rasa malu masih menghinggapinya. Rasanya dia tidak punya keberanian untuk berhadapan dengan Evelyn. Akan tetapi, setelah hari ini, Justin merasa nyawanya telah kembali. Senyuman yang dulu pernah redup kini tercetak lagi di wajahnya. Entah apa yang Justin pikirkan, hanya dia yang tahu. Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN