Ares bergegas keluar dari perpustakaan. Ia memeriksa kamar yang ditempati Chrysant, memastikan ucapan Jay tentang gadis itu. Benar saja, gadis itu sudah menghilang dari sana. Damn! Ares mengumpat dalam hati ketika penciuman tajamnya tidak menangkap aroma tubuh Chrysant di sekitar ruangan. Tangannya mengepal erat dan tatapannya begitu tajam menembus apa saja yang ada dihadapannya. “Jay, kau cari dia ke arah barat dan aku ke arah timur,” titah Ares. Jay mengerutkan dahi. Pria berkulit sawo matang dengan alis tebal itu sedikit membungkuk. “Tuan, arah timur itu hutan. Apa sebaiknya kita bertukar arah saja?” Ares mengangkat wajah dan pundaknya merasa yakin. “Tidak perlu. Kau tetap ke arah barat.” “Baiklah, Tuan. Apakah Tuan perlu orang untuk menemani?” Jay menawarkan penjaga lain untuk