Bab. 19

1250 Kata

“Si—siapa? Aisyah, suaminya ustaz Wahid dan madunya Nurul?” Haidar terkejut. Ia mencoba mengulangi ucapan si ibu tadi. Haidar perlu memastikan apa yang ditangkap indera pendengarannya. “Heueh, Dokter Tampan kayaknya kenal? Wajahnya tampak terkejut gitu,” selidik ibu itu. Para ibu-ibu yang lainnya pun saling mengangguk setuju. Haidar terlihat jelas menunjukkan wajah terkejutnya. Ia tahu ini bukanlah hal baik. Mereka pasti akan mencecarnya dan menahannya lebih lama. “Bukan begitu, Bu. Saya hanya terkejut saja sama nama-nama mereka. Itu ‘kan artinya bagus-bagus semua, apalagi namanya yang anak kyai itu. Rasanya nggak percaya kalau dia berani hamil di luar nikah, bukannya itu merusak nama baik pondok pesantren pak kyainya?” ucap Haidar pura-pura menyatu dengan mereka. Ibu-ibu itu saling

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN