Pelatih menghabiskan sodanya sebelum bercerita. Terlihat dari raut wajahnya kalau ceritanya akan sedikit panjang dan berat. Ada kegelisahan dari pelatih, ia jelas tak ingin Martin tahu bahwa ia menceritakan kisahnya pada junior ya. Namun, Restu nampaknya harus tahu kisah ini karena mereka akan menjadi rekan kerja mungkin untuk waktu yang lama. cerita ini dimulai jauh sebelum Restu bergabung di divisinya saat ini, bahkan mungkin Restu masih berada di akademi. sore itu Martin datang ke tempat latihan tinju. Wajah sebelah kirinya memar. Hidungnya sedikit mengeluarkan darah, nampaknya ia baru saja kalah dari seseorang di sebuah perkelahian. Pelatih melihatnya berdiri di depan pintu dan sedikit meledeknya. ”Wah, lihat lah, nampaknya ada yang baru kalah berperang Kus,” kata pelatih pada temann