Terancam

1296 Kata

Firza menghampiri ruang tempat Edwin sering menghabiskan waktunya di laboratorium komputer. Cowok itu sangat suka dunia komputer, bahkan punya studio komputer di rumahnya, tapi memilih mengambil jurusan Bisnis mengikuti keinginan ibunya. Ya, ia tahu, Edwin memang anak yatim, tidak punya ayah, dan ibunya begitu sibuk mengurus bisnis. “Hai, aku bawa burger kesukaan kamu!” seru Firza tiba-tiba membuat Edwin terlonjak dari tempat duduknya. Lantas menggerutu tidak jelas akibat keterkejutan yang luar biasa itu. Sementara Firza tergelak geli melihat tingkah Edwin yang sangat lucu, memperlihatkan gigi gingsulnya yang imut. Firza mendaratkan sebuah kecupan hangat di pipi Edwin, lalu duduk di sebelahnya. Membuka kotak Burger dan menyuapi Edwin, cowok itu tetap fokus menatap layar monitor. “Bikin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN