Yara dan Nayla berdiri di hadapan Erik di bawah pohon ketapang yang sangat rindang di taman belakang sekolah. Yara mengedarkan pandangan ke sekeliling, sangat takut kalau-kalau ada yang memergoki dan mendengar pembicaraan rahasia mereka. Nayla segera menyenggol lengan Yara agar segera berbicara. Wajah Yara tampak sedih, takut, bingung bercampur menjadi satu membuatnya terlihat tidak fokus. Nayla sangat kasihan melihat Yara. “Ada apa lagi kau mau ketemu? Bukannya kau yang minta putus?” Erik lebih dulu membuka pertanyaan dengan nada ketus. “Aku nggak bisa lama, ada latihan basket.” Yara menyerahkan sebuah tespack ke hadapan Erik. Cowok itu menatap Yara sambil mengernyitkan kening, bingung. “Apa ini?” tanyanya seraya menerima benda kecil itu. Ia mengamatinya masih dengan wajah dingin seka