Begitu membuka mata yang dirasakan Stela adalah kepalanya yang bagai ditusuk ribuan jarum, sakit bukan main hingga rasanya berdenyut tak karuan. Dia membuka kedua mata dengan perlahan saat merasakan silau karena cahaya matahari yang masuk ke celah tenda menerpa indera penglihatannya. Kedua matanya menyipit, perlahan mulai membiasakan diri dengan suasana terang benderang ini. Dia mengerang dan menguap lebar, hal yang lumrah dilakukan seseorang yang baru saja bangun dari tidurnya. “Akhirnya kamu bangun juga.” Di tengah-tengah upaya mengumpulkan kesadarannya yang masih belum pulih sepenuhnya, dia dikejutkan oleh suara baritone berat namun terdengar seksi di telinganya. Jelas itu suara seorang pria. Bagi Stela, ini bukan pengalaman pertamanya mendengar suara seorang pria di sampingnya s