Melviano meneguk ludah berulang kali disertai otaknya yang sedang berputar untuk menemukan alasan yang tepat agar Stela berhenti mencurigainya. Hah, salahkan mulutnya yang tidak bisa diajak kerja sama, Melviano tak pernah menyangka dia yang selama ini selalu berhati-hati dalam bersikap selama sedang bersama Stela, kini entah kenapa jadi bisa keceplosan seperti barusan. Dia yakin ini karena pengaruh dirinya yang kembali tersulut emosi karena kenangan menyakitkan di masa lalu yang kembali menari-nari di dalam ingatannya. “Ah, aku cuma asal menebak karena wanita sepertimu yang terlalu percaya diri, angkuh dan senang merendahkan orang lain pasti akan menolak dengan kasar pria gemuk itu. Apalagi kamu sendiri yang bilang pria itu buruk rupa dan sama sekali tidak setara denganmu.” Stela masih