Maira menggalau berhari-hari. Pusing sendiri dengan urusan uang. Uang memang satu hal yang sangat sensitif sih. Ia sadar betul padahal sebelumnya, ia tak pernah berpikir tentang hal itu. Ardi juga memikirkan hal yang sama. Sebagai lelaki, ia baru menyadari kalau ya ada harga dirinya yang merasa terluka ketika berpikir jauh lebih dalam soal Maira yang yah dari segala hal memang di atasnya. Dari segi pendidikan lah, latar belakang keluarga bahkan hingga pendapatan. Awalnya, ketika sangat bucin, ya hanya berpikir kalau hal-hal itu sudah pasti tak akan menjadi masalah di antara mereka. Tapi ketika pernikahan sudah mulai disiapkan, ia sadar. Apalagi pernikahan ini juga dibayar sepenuhnya oleh orangtua Maira. Ya memang tak ada darinya kecuali suvenir. Walau Maira mungkin tak mempermasalahkan,