"Jadi?" Ia mengangguk pelan. Dari pada di Belanda sendirian ah ada Rafa sih. Tapi anak kecil itu mana paham? Berbicara pun masih belum terlalu bisa. Ya palingan memanggil daddy atau mamanya ini. Mereka memutuskan untuk ke Jerman pagi ini. Berangkat dengan pesawat. Kebetulan kan Rasydan juga harus bekerja lagi. Ia perlu fokus ke sana. Makanya harus kembali ke Jerman juga. Kalau Rheina ikut dengannya begini, ia juga jadi tenang kan? Ia bisa merasa aman karena Rheina tinggal di rumah ibunya. Ia juga tinggal di sana sih. Bisa melihat Rafa setiap hari. Eh atau ibunya yang ingin ia lihat setiap hari? Hahaha. "Cuti kamu berapa lama?" "Bukan cuti, abang. Aku ada penelitian di Swiss sebetulnya. Tapi berangkat lebih cepat toh kampus sudah libur juga." Rasydan mengangguk-angguk. Bagus lah. Kala