Aji Dua minggu kemudian... Aku merenggangkan otot-ototku, begitu memarkirkan mobil di halaman rumah. Mataku memicing ketika detik berikutnya, mataku silau karena ada mobil yang juga masuk halaman. Oh, si Danu. “Mas Aji! Tunggu, masuk bareng!” seru Danu begitu melihatku keluar. “Ya, cepet.” Danu keluar masih dengan setelan kantornya, menandakan kalau anak itu pasti baru pulang dari kantor. “Lembur, Nu?” “Iya. Hehe.” Danu meringis, lalu segera menghampiriku dan kami masuk rumah berdampingan. “Loh, mas? Kok kuncinya udah kebuka?” tanya Danu begitu dia meraih gagang pintu, pintunya langsung terdorong ke dalam. “Tuh liat, di pojok ada mobilnya Eza.” Danu melongok ke arah sudut halaman, lalu mengangguk paham. Sebenarnya, hari ini hanya kebetulan saja aku dan Danu pulang dal