Aji Tok tok tok! “Mas Aji...” Aku mendengar pintu kamarku diketuk dari luar. Entah ini sudah ke berapa kalinya, Dek Una bolak-balik mengetuk pintu untuk mengajakku makan. “Mas Aji, aku bawa kunci serep loh! Aku masuk kamar, nggak mau tahu!” Krek! Aku mendengar pintu kamarku dibuka. Tampaknya Dek Una sudah habis kesabaran sampai dia berani membuka kamarku dengan kunci serep yang hanya digunakan ketika kepepet saja. “Nggak mau makan apa, Mas? Nggak laper?” tanya Dek Una begitu aku merasakan sebelah ranjangku bergerak karena diduduki. “Nggak laper,” sahutku tanpa berniat menoleh sedikit pun ke arah Dek Una. “Masih mikirin Mbak Lia? Apa belum ada perkembangan apapun?” Kali ini aku tak menyahu