Lia Aku menatap rumah lantai dua bercat putih kombinasi coklat, yang berdiri menjulang di depanku, dengan perasaan campur aduk. Ada perasaan bahagia, sedih, juga haru luar biasa. Benar-benar tidak bisa aku deskripsikan secara detail. Rumah ini adalah rumah milik Mas Aji, yang nantinya akan kami tempati berdua setelah kami resmi menikah secara negara. Kata Mas Aji, rumah ini sudah sembilan puluh lima persen siap pakai. Tinggal beberapa hal saja yang belum selesai, dan kata Mas Aji itu sengaja belum digarap karena dia sisakan untuk di-finishing bersamaku. Ya, saat ini aku sudah kembali ke Jakarta. Sangat berat sebenarnya, meninggalkan Temanggung yang sudah menemaniku menyembuhkan diri. Akan tetapi, karena aku lebih memilih Mas Aji dar
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari