Melihat Yassa menggandeng tangan Rania, tentu saja Hita tak baik-baik saja. Jika didengarkan dengan seksama, kalimat yang baru saja ia katakan juga terdengar sedikit gemetar. Hita memang menyeringai, dan menampilkan wajahnya yang tampak tenang, tetapi itu hanya topeng belaka. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia hancur, ia sakit dan ingin menangis sejadinya. Namun, demi melindungi harga dirinya, ia menahan semua itu, dan menunjukkan topeng yang sebenarnya tak pernah ia lakukan. Namun, berbeda dengan Rania yang tak bisa menyembunyikan perasaan takutnya. Juga perasaan bersalah, sebagai sesama wanita, ia tahu kalau Hita pasti merasa sakit hati akan ulahnya dan sang kekasih-Yassa. Walaupun begitu, demi mewujudkan impiannya yang ingin menikah dengan sang kekasih, ia mengesampingkan perasaan takut