Hita melangkah maju, mendekati ranjang pasien, hanya beberapa langkah saja. Saat langkahnya terhenti, senyumnya pun mengembang begitu indah, memamerkan betapa cantik wajah yang hanya dipoles dengan bedak tipis itu. "Baiklah, aku siapin makanannya. Aku harap kamu nggak nyari-nyari kesalahanku dari masakan yang aku bawa ini, karena aku udah nyicipin semuanya dan pastiin semuanya layak dimakan." Tanpa Yassa sadari, ia terpesona dengan senyuman Hita. Wanita yang tak pernah ia lirik itu, nyatanya memang cantik dan memiliki penampilan yang tak kalah dari Rania. Saat merasa ada sesuatu yang mengusik di dadanya, buru-buru Yassa mengalihkan pandangannya. Hita membalikkan badannya, dan lalu menatap kedua mertuanya, masih dengan senyum di wajahnya. "Ibu sama Bapak juga harus makan." "Ibu sama ba