"Kau mau pesan Late, Alex?"
"Alex?"
"Haah? iya?" tanyaku pada Taylor, teman sekantorku yang tengah memelototiku dengan mata birunya yang indah.
"Kau sakit? Kau terlihat tidak sehat sejak kembali dari istirahat siang tadi, Alex. Kau bahkan tidak menyadariku saat masuk kedalam ruanganmu."
"Aku tidak apa-apa." balasku mencoba bohong.
"Kau yakin? Kau seperti orang yang baru saja terlibat dengan mafia atau dikejar-kejar depkolektor."
"Aku baik-baik saja, Taylor. " kucoba tersenyum senormal mungkin agar tidak terlihat aneh dihadapan Taylor.
"Oke. Aku mencoba mempercayaimu. Jadi kau mau pesan Late?" alis Taylor terangkat sebelah, ia jelas tidak mempercayai ucapanku.
"Iya, tolong satu seperti biasa. Thanks Tay!"
"Oke." Taylor berjalan keluar namun beberapa kali menoleh kembali untuk melihat wajahku. Ia benar-benar terlihat menjengkelkan sekaligus lucu. Aku tak akan pernah bisa marah melihat wajahnya itu.
Taylor benar, aku kini memang merasa seperti sedang dikejar depkolektor yang tak bisa kuhindari. Aku sadar, aku hanya anak punggut dan memang harus membalas budi, namun menikahi pria yang tidak kukenal adalah hal yang terlalu gila untuk aku lakukan!
Bagaimana bisa aku menikahi pria yang tidak kucintai?!
Bagaimana bisa aku membangun rumah tangga dengan pria yang bahkan tidak ada dalam impianku?!
Bagaimana dengan Billy? Aku mencintai pria itu! Impianku adalah untuk bisa bersamanya!
Kuangkat kedua tanganku dan memijat pelipisku, kepalaku sangat pusing saat ini, rasanya aku akan gila!
Layar handphoneku menyalah, aku meliriknya dan melihat jelas bahwa ada pesan dari ibu angkatku, Margaret. Berlahan kutarik ujung handphoneku yang berada didekat mouse.
Aku terlalu takut untuk melihat pesannya namun harus aku lakukan karena aku tahu Margaret bukanlah tipe wanita yang suka menugggu.
"Aku sudah mengatur pertemuanmu dengan tuan Scoot Caplox, siapkan waktumu hari Minggu ini jam 1. Tidak ada penolakan."
Itu hanya pesan singkat, namun terasa seakan Margaret berbicara langsung tepat ditelingaku hingga membuatku merinding dan ketakutan. Dengan cepat aku membalas pesannya dengan isi yang sangat singkat "Iya."
Hari ini aku mendapatkan kabar aku akan menikah dan besok aku akan bertemu dengan calon mertuaku. Sungguh gila! Aku bahkan tidak tahu tampang anaknya tuan Scoot seperti apa.
Baiklah, saat ini hal terbaik yang harus aku lakukan adalah mencari tahu seperti apa James Camplox itu. Mungkin aku akan menemukan kelemahannya atau kekurangannya yang bisa menjadi alasanku untuk menolak pernikahanku dengannya saat berbicara dengan tuan Scoot besok.
Dengan cepat jemariku mulai mengetikan nama "James Caplox" di papan keyboarku. Mataku terperangah seketika saat melihat betapa mudanya si tuan muda Caplox ini. Aku pikir ia akan terlihat lebih tua hingga membuat ayahnya harus turun tangan dalam mencari jodohnya.
Dia terlihat cukup tampan, sedkit tampan lebih tepatnya. Secara penampilan dia memang terlihat menarik, tidak heran Corie begitu menggilai penampilan pria ini.
Baiklah mari kita lihat sepintar apa dia dalam akademik atau dunia bisnis. Biasanya pria seperti ini hanya pintar menggaet hati wanita saja atau memanfaatkan kekayaan orang tuanya saja.
Mataku nyaris melotot saat membaca mengenai pendidikannya, diusianya yang hanya beda 5 tahun diatasku, dia memiliki dua gelar magister di Oxford University dan Machester dan lulus dengan nilai yang memuaskan. Oke, dia terlihat cukup suka belajar. Tapi semua orang bisa seperti itu, aku bisa, Billy pun pasti bisa.
"Sanggupkah James Caplox merintis usaha kontruksinya di Italia tanpa bantuan ayahnya?" judul artikel itu menarik perhatianku, hingga membuatku segera membukanya. Namun tak sampai selesai membacanya aku segera menutup halaman artikel di internet itu. Aku tidak ingin mabuk membaca isi berita yang terus menerus menuliskan mengenai kehebatannya. Apa keluarganya mengatur seluruh isi artikel di internet hingga aku tidak menemukan satu artikelpun mengenai keburukannya?!
Aku tidak percaya ada pria yang tampak begitu sempurna sepertinya! Well, tidak sesempurna itu, kekurangannya yang kutemukan saat ini adalah kisah asmaranya yang tampaknya sangat mewarnai hidupnya. Aku memperhatikan satu persatu judul artikel mengenai kisah asmara James Caplox yang tampak jelas dilayar komputerku.
"Britney Tertangkap Tengah Jalan Berdua dengan James Caplox"
"James Caplox Menaklukan Hati Bella Grogia"
"Penyanyi Pendatang Baru Lily Dusy Mengaku Pernah Berkencan dengan James Caplox"
"Angela Sorothy dan James Caplox menghadiri Grand Opening Hotel The Delux !"
Iya, dia mungkin terlihat sempurna, namun sangat jelas dia merupakan seorang Playboy! Aku begitu malas membaca satu persatu artikel yang menjelaskan betapa banyaknya wanita yang sudah dikencani olehnya. Entah apa yang ia pikirkan hingga bisa semudah itu berganti-ganti pasangan.
Menikah dengan pria yang tak kukenal saja sudah membuatku stress kini aku harus menikahi pria yang punya riwayat kencan dengan begitu banyak wanita?
Aku pasti sudah benar-benar gila jika menerima rencana pernikahan dengan Playboy ini!