Iblis dan Setan tidak boleh saling melapor

1513 Kata
Warning Trigger : Anda harus dewasa bila ingin membuka bab ini. " Ayo dong Kak, jangan lagi berahasia denganku. Apa yang Kak Di rencanakan dan produk apa yang Kak Di mau jual online? Tanyaku memandang Kak Diana. " Kamu masih ingat dengan Ruri yang dulu di Sintai bekerja untuk mucikari Emmi?" Tanya Kak Di " Yang dadanya ukurannya super besar?" Tanyaku " Benar. Dia kan kawin dengan orang Thailand, suaminya anak buah kapal yang dulu sering main ke Sintai. Dia sekarang pindah ke Bangkok. Dia menawariku jualan alat-alat bantu seksual seperti vibrator , kondom aneka bentuk dan rasa yang bisa dia pasok dari Thailand. Karena di sana kan, produk-produk tersebut gampang di temukan. Jadi aku berminat untuk jualan alat-alat itu Bee. Gimana menurutmu?" Tanya Kak Di. " Wah bagus itu Kak. Aku setuju Kak Di." Kataku ikut antusias " Aku boleh ikutan tanam modal , Kak?" " Tentu boleh. Kalau kamu tidak menawarkan diri, aku juga akan mengajakmu. Bisnis ini harus kita jalankan bertiga, seperti kamu yang mengajak aku menjadi mucikarmu dan memberiku 30 % pendapatanmu. Jadi kalau aku punya bisnis, aku juga harus membaginya padamu. Jadi kamu tidak perlu bertanya boleh atau tidak kamu bergabung dalam bisnis ku ini." Kata Kak Diana tegas. " Terimakasih Kak Di. Kalau kakak serius, harusnya kakak pergi sekali dulu ke Thailand, ke tempat Ruri untuk melihat mutu barang-barangnya. Dari awal kita harus pastikan kalau barang yang mau kita jual itu yang mutunya bagus. Untuk vibrator, harus yang terbuat dari plastik yang aman untuk kulit karena itu kan akan kita masukkan dalam v****a. Jangan yang abal-abal." Kataku. " Iya Bi. Ruri juga bilang begitu. Karena di sana banyak produsen alat-alat bantu seksual ini. Kehidupan seks di sana kan sangat bebas, apalagi di sana banyak transgender, jadi semua bentuk dildo dari yang bisa vibrate dengan berbagai getaran sampai berbagai bentuk ukuran p***s tersedia lengkap. Kalau kamu setuju, aku dan Kak Bondan mau berangkat ke sana minggu depan, karena kata Ruri ada pameran seks toys di Pattaya." Kata Kak Diana. " Setuju dong, berangkat aja Kak Di. Seminggu di sana, tanya-tanya yang jelas tentang mutu barangnya. Pilih yang paling bagus. Kalau orang yakin dengan mutunya , berapapun harganya pasti di beli . karena aku yakin, orang-orang yang mau memakai alat-alat ini adalah mereka yang mempunyai pikiran terbuka dan pendidikan mereka juga sudah tinggi baru bersedia mempergunakan alat bantu seksual ini supaya hubungan mereka dengan pasangannya lebih harmonis dan tentunya orang-orang seperti ini pasti dari kalangan punya duit. Jadi yang harus kita pentingkan adalah mutu. Seperti aku dalam profesiku sebagai wanita penghibur dari awal target pasarku adalah kalangan atas jadi aku menyediakan portal tersendiri bagi client yang ingin memesan jasaku. Sehingga para client itu yakin, kalau keamanan mereka terjamin bila memesanku lewat the Hive, bukan lewat media sosial sehingga mereka berani bayar tarifku yang mahal , padahal aku bukan artis atau selebgram. Ibaratnya ada mutu ada harga. " Kataku sambil tertawa. Kak Di mengangguk setuju " Okay kalau gitu, aku minggu depan akan berangkat ke Bangkok bersama Kak Bondan. Kamu bisa sendiri , Bi selama satu minggu?" " Bisa dong. Aku bisa naik taksi Kak. Toh Kak Diana bisa terima pekerjaan lewat The Hive dari mana saja, asal punya internet. Lewat HP juga bisa. Kalau masalah gimana aku hotelnya. Aku bisa naik taksi atau aku belajar nyetir ya?" tanyaku. " Boleh juga Bi kamu belajar nyetir. tapi belajar nyetirnya tunggu kami pulang dari Thailand, biar kak Bondan yang ajari kamu nyetir." Kata Kak Di, bersiap-siap keluar dari kamarku agar aku bisa bersiap-siap mandi untuk berangkat bekerja ke Kempinski. Sebelum pintu kamar tertutup aku menjerit menggodanya " Selamat bulan madu ke Bangkok ya, Kak" " Ah Bianca. Ada -ada aja kamu. Siapa yang bulan madu?" Kata Kak Di mendelik dengan wajah memerah. ++++ Di kamar hotel Kempinksi. Aku mendentumkan bokongku pada milik Pak Harvi yang menjerit nikmat di bawahku. Gaya reverse cowboy ini adalah gaya andalanku, berpadu dengan gaya helicopter yang diajarkan Kak Di padaku. Kalau gaya helicopter yang sebenarnya harus prianya yang bergerak aktif, gaya itu hanya cocok dilakukan oleh pasangan resmi yang prianya atletis, karena itu perlu skill yang sangat tinggi. Untuk client-client kami , tidak mungkin mereka mau melakukannya, karena mereka membayar kami untuk dipuaskan bukan memuaskan. Sehingga kamilah yang harus berinisiatif mencari gaya-gaya yang tidak mungkin bisa mereka lakukan bersama istri mereka di rumah. Inilah gayaku, reverse cowboy dipadu dengan gaya helikopter dengan memindahkan kakiku ke kanan dan kekiri bagai baling-baling helicopter sehingga milik sang pria terasa dipilin-pilin dan itu membuat mereka nikmat tak terkira, seperti Pak Harvi yang terus menjerit dan mendesis. " Ohh. Bee... Ini sungguh nikmat.. Pindahin lagi kakimu , Bee... Ah.. Ahh.. Oh.. Oh...." Jeritnya Aku juga suka melakukan gaya ini, bukan karena sensasi kenikmatannya tapi supaya aku tidak perlu memandang wajah para klientku dan para klientku tidak perlu memandangi wajahku. Jadi aku tidak perlu pura-pura nikmat, aku anggap kegiatanku bersama mereka ini sekedar kegiatanku menguatkan otot kakiku karena saat mereka menjerit " Yang Kuat.. Bee " Aku akan mulai melakukan gaya squat jump dengan bertumpu pada betis mereka dan mendentumkan bokongku berulang kali dengan kekuatan penuh pada milik mereka sampai mereka menjerit puas " Oh... Bee. Kamu sungguh nikmat. Mengapa kamu sungguh hebat.. Ohhhh. Aku selalu keluar dengan tuntas kalau bersamamu." Itu kata-kata Pak Harvi ketika pelepasannya tiba. Aku tersenyum dan terus menggenjot tubuhku agar dia lebih tuntas dan dia berkata dengan nafas terengah-engah " Bee. Jadilah wanitaku. Aku akan memberimu apartemen, mobil dan juga uang bulanan. Mau ya Bee." Pintanya dengan suara memelas. Aku melepaskan diri dari miliknya, mengambil jubah kamarku dan berjalan ke arah kursi di depan tempat tidur. Aku selalu tidak mau saling memeluk dengan mereka setelah selesai melakukannya, karena gerakan saling cuddle itu akan membuat perasaan kita jadi menguat. Cuddling hanya dilakukan untuk pasangan resmi, itu pendapatku. " Maaf Pak , Aku nggak mau. Aku mau bebas dan tak mau terikat. Lagipula masih banyak mimpi yang ingin kucapai" Kataku. " Buat wanita seperti kamu, bukankah menjadi istri seorang pejabat seperti aku, adalah mimpi yang terwujud. Kamu tidak perlu bersusah payah lagi melayani berbagai tamu kalau kamu jadi wanitaku. Semua kebutuhanmu akan aku penuhi, yang perlu kamu lakukan hanya melayaniku." Kata Pak Harvi sambil memandangku. " Nggak usah Pak. Kita tetap seperti sekarang saja. Kapanpun bapak memerlukanku, aku akan selalu datang dan siap melayani Bapak, tanpa Bapak perlu menanggung hidupku. Bapak adalah pelanggan utamaku. Aku tidak akan pernah menolak permintaan Bapak. Bahkan kalau ada client yang bentrok waktunya dengan Bapak, aku selalu mempriotritaskan bapak." Kataku tersenyum manis berharap senyumanku itu bisa membuat Pak Harvi lupa dengan ide gilanya yang ingin menjadikanku wanita simpanan nya. " Tapi Bi. Aku ingin kamu jadi milikku seutuhnya. Aku ingin kamu hanya melayaniku. Aku ingin milikmu yang ketat dan ngisap itu hanya jadi milikku." Katanya lagi. Sifat egonya sebagai seorang lelaki muncul, ingin memiliki diriku seutuhnya untuk dirinya saja. Aku berjalan dan duduk di samping tempat tidur membelai pipi Pak Harvi untuk membuat rasa egonya menurun " Kita tetap seperti ini saja Pak. Biar bapak tetap dianggap suami yang baik bagi istri dan keluarga Bapak. Kalau Bapak terikat padaku, pasti nanti Bapak binggung membagi waktu dengan istri dan aku, karena aku juga pasti akan menuntut waktu Bapak hanya untukku. Aku nggak mau Bapak jadi lelaki yang dibenci oleh istri dan anak." " Aku tetap akan memberimu waktu jam makan siangku. Bee." Katanya membujuk lagi. " Kalau kita bersama, pasti satu jam waktu makan siang Bapak, tak akan lagi cukup untukku. Aku pasti meminta lebih. Jadi Pak Harvi, please biarlah kita tetap seperti ini saja. Kapan bapak butuh diriku. Aku pasti akan hadir untuk Bapak." Kataku dengan nada manis. "Mungkin The Hive harus aku tutup dan kamu ku tangkap karena melanggar hukum melakukan kegiatan prostitusi, baru kamu mau jadi wanitaku." Katanya kini dengan ancaman " Bapak juga mau aku laporkan ke atasan Bapak kalau Bapak menerima gratifikasi seksual dariku." Balasku mengancam Dengan suara rendah aku berkata padanya " Maaf Pak Harvi. Kita ini setan dan Iblis jadi tidak boleh saling melapor. Setan dan Iblis itu harus bekerja sama karena setan dan iblis sama-sama bekerja untuk raja neraka." " Kamu... Kamu...." Pak Harvi kehabisan kata-kata. Aku tersenyum, aku bukan wanita bodoh, sejak Pak Harvi memesanku sendiri lewat website The Hive, bukan lagi lewat gratifikasi. Aku menyuruh Kak Di menyimpan semua bukti transfer atas nama pak Harvi. Aku sudah berjaga-jaga kalau dia menangkapku karena dia seorang jaksa . Aku juga akan melaporkannya. Dan kalau dia aku laporkan, kehilangannya akan lebih besar daripada kehilangan yang akan aku terima . Dia seorang Jaksa yang merupakan jabatan sakral yang harus jauh dari dosa, sedangkan aku ini hanya seorang p*****r yang hidupku sudah bergelimpang dosa. Pak Harvi menghela nafas dan dia berkata " Tapi kamu harus janji ya Bi. Kapanpun aku menginginkan dirimu, kamu harus siap melayaniku." " Iya Pak Harvi, aku kan tadi sudah katakan kalau Pak Harvi itu client prioritas. Jadi jangan khawatir, aku pasti akan selalu siap sedia untuk Bapak kapanpun dan di manapun. " Janjiku sambil beranjak ke kamar mandi untuk mandi, karena satu jam waktu istirahat Pak Harvi sudah hampir habis, tanda pekerjaanku juga sudah selesai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN