“Jadi , kita harus ... ciuman lagi?” Alena menunduk, menendang rumput hijau yang sudah terpangkas rapi. Saat ini mereka sudah ada di sebuah taman kota tempat dulu jiwa mereka sempat berhasil kembali. Sinar matahari masih bersinar terik, membuat kedua remaja itu sengaja bernaung di salah satu pohon rindang. Tak banyak orang di taman waktu siang seperti ini. Orang-orang lebih suka menghabiskan waktu di cafe sejuk yang ber AC atau gedung-gedung mall yang lebih adem. Sebenarnya Alena juga lebih suka langsung pulang ke rumah, tetapi dia harus menuntaskan misinya lebih dulu, yaitu mengembalikan jiwa ke tubuh asli mereka lagi. “Memang harus gitu kalau mau kita kembali lagi,” tukas Devan. Dia mengernyit, menghalau silau cahaya yang masuk ke retina matanya. Cuaca benar-benar terasa sangat panas