6. Raisya

889 Kata
"Sebuah Planing Demi Kak Bejo" "Sya. Besok jadikan kita shoping di mall? Li kamu jadi ikut kan?" tanya Lala pada Lili "Iya." jawab Lili. "Besok harus on time ya. Mumpung libur dan gak ada Pr nih. Ya kan Sya?" Aku tidak mengubris omongan kedua sahabatku. Si pemberani penyuka warna merah bahkan semua aksesorisnya serba merah bernama Lala dan si datar adem ayem bernama Lili. "Kak Bejo!" Bejo menoleh begitu aku memanggilnya penuh semangat bahkan aku meninggalkan kedua sahabatku si Lala Lili yang mungkin mendengus kesal kepadaku. Ah masa bodoh. Sudah aku bilang, Kak Bejo itu benar-benar mengalihkan duniaku. "Raisya?" Aku berhenti tepat di hadapannya. Aku tersenyum canggung sambil meremas ujung hijab sekolah yang aku kenakan. "Em kak. Ada yang aku tanyain nih. Kakak lagi buru-buru?" Bejo terlihat berpikir sesaat sambil memperhatikan jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Gak juga sih. Ada apa?" "Em.. ada pelajaran tentang tata Surya nih kak yang mau aku tanyain sama kakak. Ya.. kakak tau kan aku suka dengan yang namanya planet. Jadi, besok kakak ada acara? Besok tanggal merah karena libur nasional." Dan selalu ada acara untuk mendekati sang pujaan hati. "Besok ya?" Bejo mengerutkan dahinya. "Kalau mau kita ke perpustakaan bareng. Saya memang ada tujuan kesana. Ya sekalian aja belajar disana." "Oke deh kak. Em besok saya jemput ya kak. Boleh kan?" Bejo menggeleng. "Eh gak usah Sya. Besok kita pakai motor masing-masing aja." "Yah, sayangnya saya gak punya motor kak. Adanya mobil." Dan aku berharap di jemput sama dia. "Ya kalau kakak berkenan sih, kakak yang jemput saya juga bisa." Aku tersenyum kikuk. Berusaha menahan malu tapi ya, mau gimana lagi. Aku lagi usaha nih buat menarik perhatian kak Bejo. Bejo tersenyum. "Maaf ya gak bisa. Kita bukan mahram Raisya. Dan gak boleh duduk bergonceng di motor yang sama. Kamu wanita. Ada baiknya menjaga diri didepan laki-laki seperti saya." Masya Allah kak Bejo... Rasanya aku ingin menangis betapa dia menghargai seorang wanita. Padahal jika dia tidak menjemputku aku tidak masalah. Tapi ucapannya barusan.. Jantungku berdetak kencang. Wajahku memanas karena merona merah. Aku semakin gelisah dan rasanya ingin berteriak Kak Bejo My Heart! Kak Bejo My calon imam! Kak Bejo aku cinta kamu! Kak Bejo... Halalin adek bang! Hahaha. Masa bodoh jika kalian mengatakan ku wanita aneh. Tapi kalian tidak tahu bagaimana rasanya hatiku yang saat ini sedang berkembang-kembang seperti tanaman di kebun Oma. "Em.. yaudah deh kak. Kalau gitu saya pinjem motor aja deh. Boleh minta alamat kakak?" "Alamat saya?" Aku mengangguk dengan semangat. Tapi sebelum dia berpikir yang aneh-aneh lagi, aku berucap lebih cepat. "Jadi gini kak. Kata ustadzah, silahturahmi itu menurut Islam adalah wajib dilakukan karena silaturahmi merupakan salah satu cara untuk memperlancar rejeki dan menjaga hubungan baik dengan keluarga, sanak saudara, teman dan lain-lain. Jadi ya, saya mau silahturahmi kerumah kakak." "Oh begitu. Alhamdulillah." Bejo tersenyum lagi kearahku yang kesekian kalinya. "Kamu sering ikut pengajian ya?" "Iya kak hehehe." "Kakak seneng dengarnya. Semoga kamu jadi wanita Solehah ya Sya. Masya Allah." Aku tak kuasa menahan rasa bahagia didalam hatiku. Bahkan aku ingin meleleh saat ini juga karena Kak Bejo mendoakan aku. Ya Allah kak bejooooo........ "Ini sudah sore Sya. Waktunya pulang. Tadi kamu ikut kegiatan ekstrakurikuler ya?" "Iya kak. Kakak juga?" "Kakak tadi lagi bantuin Pak Adnan bersihin mushola kita." Kami jalan beriringan menuju pintu pagar sekolah. Dari jarak beberapa meter aku melihat Papa Dokter sudah menungguku didalam mobilnya. Tapi aku mengabaikan Papa dokter karena ini adalah moment kebersamaanku dengan My calon imam kak Bejo dan wajib bagiku merasakan moment seperti ini sebelumnya detik-detik kami berpisah didepan pagar sekolah. "Kamu sudah di jemput?" "Sudah kak. Itu mobil papa dokterku." "Papa dokter?" Bejo mengerutkan dahinya lalu menoleh kearah mobil yang aku tunjuk. "Papa seorang dokter kak. Dari kecil aku sering melihat papa memeriksa banyak pasien. Karena dia papaku jadi aku manggilnya papa dokter." "Wah kamu lucu juga ya Sya." Ada katanya? Lucu? Berarti aku ngegemesin dong? Aaaaaaaaaa Ya Allah.. hatiku sudah cenat cenut ini. Kalian lihat, betapa kak Bejo manis kan? Kebayang gak sih kalau aku jadi tambah suka sama dia. Gak seperti Raihan si kutu kupret itu yang kaku banget. Cih. Untung dia bukan tipe ku! "Yasudah kalau begitu. Kamu masuk mobil gih. Jangan nunggu papa dokter kamu kelamaan nungguin kamu." "Iya kak! Kakak juga ya hati-hati dijalan! Asalamualaikum kak Bejo." Aku melambaikan tangan kearahnya. "Wa'alaikumussalam Raisya. Hati-hati ya. " Aku mengangguk dan membalikan badanku. Baru beberapa langkah aku berjalan, suara panggilan kak Bejo membuatku menoleh lagi kearahnya. "Raisya!" "Ya kak?" "Ini malam Jumat. Jangan lupa baca surah Al Khafi dan perbanyak dzikir dirumah nanti ya. Pahalanya sangat banyak." Dan Kak bejo tersenyum. Aku.. aku.. Ya Allah... Ingin rasanya aku berlompat-lompat bahagia. Ini sudah kesekian kalinya Kak Bejo begitu manis dan perhatian denganku. Bener-bener calon pasangan idaman kan? Pokoknhya gitu deh, aku gak salah pilih dalam menyukai seseorang meskipun dia berkulit hitam manis dan hanya segelintir siswa di Madrasah Aliyahku yang sangat sederhana. Dan kalian harus tau. Perjuangan untuk mendapatkan hati seorang kak Bejo yang Soleh pun dimulai... Bahkan besok aku terpikir untuk meminjam motor Raihan. Tidak perduli seberapa kampretnya dia. Yang aku butuhkan adalah motornya dan ini demi calon masa depan si kak Bejo. *** Dasar Raisya. Ternyata selain cereweet dan lebay, selera Raisya bagus juga ya.. suka sama cowok yang Soleh macam Bejo Kenapa namanya Bejo? Pengen bikin nama tokoh yang lucu aja. Udh bosen yang keren-keren
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN