Reivant menghentikan mobilnya ketika sampai di depan rumahnya. Reivant keluar dari dalam mobil, dan menatap datar pada maid yang bekerja di rumahnya. Reivant masuk ke dalam rumah dan terus menuju ke dalam kamarnya. Reivant tidak pernah mau basa basi pada bawahannya, yang membuat dirinya terlihat menjadi atasan yang baik nantinya.
Reivant membuka pintu kamar, dan melihat Netha yang terbaring di atas kamar dengan keadaan yang belum sadar. Reivant berjalan tegap menuju ranjang, dan duduk di tepi ranjang sambil melihat Netha yang cantik dan begitu menggoda.
“Kau akan menjadi milikku. Aku akan membuangmu kalau aku bosan Netha,” kata Reivant tersenyum sinis.
Dia berhak untuk memiliki dan membuang siapa saja yang dianggapnya sudah membosankan untuknya. Namun, Netha akan menjadi orang yang terlama dibuang oleh Reivant. Mengingat dirinya membutuhkan anak dari Netha dan menjadikan wanita itu sebagai pencetak anak untuknya.
“Kau cantik, menggoda, dan tentunya sifatmu lain dari wanita yang aku temui selama ini. Rahimmu akan menampung anakku,” kata Reivant dan mengusap perut rata Netha dengan gerakan sensualnya. Reivant menghirup aroma tubuh Netha yang begitu memabukkan. Membuat bagian bawah tubuhnya berdiri begitu saja.
Reivant meringis dan segera berdiri. Dia tidak boleh melakukannya dengan keadaan Netha yang tidak sadar sama sekali. Reivant tidak suka melakukan hubungan badan, ketika lawan mainnya sedang tidak sadar seperti ini. Dan Reivant lebih suka kalau memang lawan mainnya sudah menjadi mayat, dan dirinya akan menyuruh anak buahnya melakukan itu dan dia akan menontonnya dengan tatapan nyalang dan penuh gairahnya.
“Kau sangat cantik dan menggoda. Aku sudah tidak sabar untuk melakukannya denganmu sayang,” ucap Reivant menjilat bibirnya, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk memuaskan dirinya menggunakan tangannya.
Sialan!
Selama ini dirinya tidak pernah memuaskan miliknya dengan cara rendahan seperti ini! Dengan bermain solo dan membayangkan wajah Netha yang memuaskan dirinya. Reivant menutup pintu kamar mandi secara kasar dan mulai melakukan untuk menidurkan kembali miliknya yang berdiri tegak sempurna hanya karena melihat wajah Netha.
Reivant keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk yang mengantuk sebatas pinggangnya dan menatap pada Netha yang masih terbaring di atas ranjang dengan mata terpejam. Gadis itu masih belum sadar ternyata. Sungguh lama sekali Netha sadar. Apa perlu Reivant menyiram wajah gadis itu dengan segayung air?
Tetapi, itu sungguh keterlaluan bukan?
Dia walau kejam, tapi, dia masih memiliki hati untuk tak melakukan itu. Dia ingin calon istrinya sadar dengan sendirinya dan melihat di mana dia sekarang. Reivant memakai pakaiannya, setelah itu Reivant duduk di sofa dalam kamar dengan memainkan ponselnya dan matanya sekali-kali melihat pada Netha—gadis yang mampu membuat dirinya tertarik untuk menjadikan gadis itu sebagai istri dan mesin pencetak anak untuknya.
Netha melenguh dan membuka matanya perlahan. Netha berharap apa yang terjadi pada dirinya adalah sebuah mimpi buruk yang tak pernah menjadi kenyataan. Mata Netha terbelalak ketika menyadari kalau sekarang dirinya berada di tempat asing.
Bukan di kamar hotel. Tapi, ini lebih tepatnya di mansion! Dan Netha tidak tahu dirinya di mansion siapa sekarang. Jangan bilang … kalau apa yang dialami olehnya memang benar. Bukan hanya sebuah mimpi belakang yang diharapkan oleh dirinya.
“KAU?!” teriak Netha segera turun dari atas ranjang dan berjalan sedikit ke pojok kamar.
Netha menggeleng, kalau yang dialami olehnya adalah mimpi. Netha terus menampar dirinya sendiri dan mencubit tangannya. Sial! Apa yang dialaminya bukan mimpi. Karena terasa sakit dan dia segera menangis. Dia ingin pulang.
Reivant yang melihat gadisnya menangis, segera berdiri dan berjalan perlahan mendekati Netha. Dia ingin meraih Netha, namun segera ditepis oleh gadis itu. Reivant tertawa kecil, ternyata Netha masih jual mahal pada dirinya.
“Sayang… kau tidak perlu takut padaku. Aku hanya ingin meminjam rahimmu sementara, dan mengikatmu menjadi istriku. Setelah kau melahirkan anak untukku dan aku bosan padamu, kau bisa bebas setelahnya dan aku akan memberikan uang banyak atas kerja kerasmu,” ucap Reivant, sungguh b******k!
Netha menggeleng. Dia tidak mau melakukan itu. Di dalam benaknya, tak pernah terlintas menjadi istri sementara dan dijadikan mesin pencetak anak! Dia memimpikan pernikahan yang penuh cinta dan kebahagiaan.
“Aku tidak mau! Lepaskan aku! Aku ingin pulang! Kau bisa mencari wanita lain, yang sudi kau permainkan dalam sebuah ikatan pernikahan!” tolak Netha, membuat Reivant mendengarnya mengeram.
Kurang ajar sekali gadis ini. Beraninya menolak Reivant. Reivant mencengkam rahang Netha keras, dan menatap wajah gadis itu dengan tatapan tajam penuh seringainya. “Kau seharusnya bersyukur Netha, aku memilihmu untuk menjadi istriku. Banyak wanita diluaran sana yang ingin menjadi istriku dan menampung benihku di dalamnya. Tapi, aku tidak memilih mereka, tapi, memilih dirimu yang akan mejadi jalang kecilku dan memberikan anak untukku!” ucap Reivant menjilat air mata Netha, lalu melepaskan cengkamannya pada rahang Netha.
Netha menangis dan mengepalkan tangannya penuh amarah. Dia tidak pernah bersyukur untuk menjadi istri sementara dari Reivant! Dia ingin terbebas dari pria itu, bahkan dia ingin menjalani kehidupannya yang normal kembali.
“Aku tak pernah bersyukur menjadi perempuan pilihanmu. Kalau banyak wanita diluaran sana yang ingin menikah dan menampung benihmu itu. Seharusnya kau memilih mereka, bukannya menculikku dan memaksaku untuk menjadi istri sementaramu!” ucap Netha tetap berani melawan Reivant, yang masih menatapnya dengan tatapan tajam dan siap untuk membunuh.
Reivant tertawa kecil. “Mengemaskan sekali jalang kecilku ini. Aku mau dirimu sayang. Dan tidak mau wanita diluaran sana. Yang aku mau hanya dirimu, perempuan yang tidak terayu dengan apa yang aku miliki,” ucap Reivant membelai wajah Netha lembut.
Netha memalingkan wajahnya. Cih! Pria b******k seperti ini seharusnya dimusnahkan. Tapi, dia tak memiliki kekuatan memusnahkan pria seperti Reivant. Yang memiliki kekuasaan tinggi dan juga mampu untuk menghancurkan hidup Netha dalam sekejap.
“Aku tidak pernah terayu dengan lelaki kaya yang sombong dan tidak memiliki hati! Kau tidak akan pernah tahu apa itu arti pernikahan dan apa itu cinta dalam pernikahan?” ucap Netha, menatap nyalang pada kedua mata Reivant.
Reivant tertawa kencang mendengarnya. Arti pernikahan? Cinta? Apa itu? Dia merasa lucu dengan apa yang ditanyakan oleh Netha padanya.
“Arti pernikahan bagiku adalah; aku mendapatkan anak dan cinta? Kata apa itu? Kata yang sangat kuno sekali. Dan aku tidak percaya yang namanya cinta,” ucap Reivant santai dan kembali pada tempat duduknya, melihat penampilan Netha yang berantakan namun amat menggoda.
“Kita akan menikah segera. Dan aku tidak akan pernah membiarkanmu lolos dari sini. Karena kau juga tak akan bisa kabur dari sini,” ucap Reivant berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan keluar dari dalam kamar.
Netha yang tinggal sendirian dalam kamar terisak, meluruhkan tubuhnya di lantai. Apa kesalahannya di masa lalu? Sehingga sekarang hidupnya seperti ini. Yang akan dinikahi oleh pria asing dan tidak tahu jelas asal usulnya. Dan Netha dijadikan mesin pencetak anak untuk pria itu.
Malang sekali nasibnya Tuhan…