Hari demi hari berlalu begitu saja. Semuanya semakin membaik. Dane sudah tinggal kembali bersama orangtuanya, ia mulai menyadari, kalau selama ini ia-lah yang egois, tidak seharusnya ia membenci keluarga sampai seperti itu hanya karena kenangan di masa lalu, sudah seharusnya untuk menghapus kenangan lalu dan menulis kenangan baru, meski harus dihapus, bukan berarti untuk dilupakan, sesekali akan ia gunakan saat diri butuh pecutan. Pertemanannya dengan Wira pun sekarang sudah membaik, meski masih sama-sama gengsi, dapat terlihat kalau sebenarnya mereka itu saling menyayangi. Aku sudah jarang bersama Dane, tapi entah kenapa aku malah lebih bahagia melihat Dane kembali bermain dengan para laki-laki, tawanya pun terlihat bebas sekarang, meski kadang senyuman miringnya itu masih sering terceta