Saat Dane mendekat aku malah jadi gugup, Dane tertawa melihat wajah gugupku. "Kamu mau pulang?" tanyanya seraya merapikan rambut. "Eh, aku udah janji mau antar kamu jenguk nenek, ayo kita jenguk nenek, kemarin malam dia senang lihat kamu datang, walaupun belum terlalu bisa bicara banyak, dia udah membaik." Selama ini Dane yang membiayai nenekku, dia bilang, dia punya rekening unlimited dari orangtuanya, dia bukan tipe orang yang suka memakai banyak uang, karena itu lebih baik digunakan untuk membantu orang lain--begitu katanya, entahlah. Sebenarnya aku tidak enak, tapi aku bingung, keselamatan nenek adalah harapanku, tampaknya aku harus tebal muka dulu untuk permasalahan ini. Kelak kalau aku sudah sukses, aku akan membalas kebaikan Dane, tidak hanya kepada Dane, juga kepada keluarganya,