Aku dan Dane langsung menuju rumah sakit setelah merasa puas bercengkerama tanpa jawaban di makam Athar. Setelah itu, di jam sembilan kurang sepuluh menit dia mengantarku ke rumah Ratih karena aku tidak tahu rumahnya, Dane menghubungi Rahul untuk bilang ke Ratih agar menunggunya di sekolah. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana caranya bisa ke rumah Ratih kalau Dane tidak mengantarku. Bahkan aku tidak punya nomor Ratih dan teman-teman lainnya. Mereka pun tidak menanyakan soal ini. Ternyata aku belum sepenuhnya mereka anggap. Huh ... menyedihkan sekali hidupku ini. Kuembuskan napas pelan, aku tatap jalanan yang tidak terlalu macet pagi ini. Ada banyak penjual kaki lima di sisi jalan. Aku jadi teringat ayahku, saat aku belum lahir, kata ayah, dia adalah pedagang kaki lima. Ayah bilang, menj