Mama menyambutku dengan binar bahagia begitu mengetahui aku yang berdiri di depan pintu. Begitu saja langsung memelukku sangat erat. "Zie, Mama rindu sekali padamu," ucap Beliau dengan nada serak. Ah, Mama. Aku tak memungkiri betapa sayangnya beliau padaku. Karena selama ini kami hidup bersama. Kasih sayang yang Mama berikan padaku juga begitu besar. "Eh, Roy. Ayo masuklah!" Mama mempersilahkan ketika pandangan matanya jatuh pada pria di belakang tubuhku. Mas Roy tersenyum lalu mengikutiku masuk ke dalam rumah. Kami bertiga duduk di sifa ruang tamu. "Mama apa kabar?" Aku bertanya karena yang aku lihat wajah Mama seperti tak secerah biasanya. "Mama merindukanmu, Zi. Sering-seringlah mengunjungi Mama karena sejak tak ada kamu, rumah ini menjadi sepi sekali." Kuraih tangan Mama lalu mengg