Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Andin masih menyembunyikan ponselnya di balik bantalnya itu. Bu Ranti yang sudah menyimpan curiga, memilih mengalah tak tidak mengungkit tentang soal pribadi anaknya itu. “Iya deh, Mama gak ikut-ikutan soal kamu yang lagi fall in love!” ucap Bu Ranti dengan nada merayu. “Mama nih, kalau ngomong aneh-aneh aja ya. Aku gak ada jatuh cinta apalah itu sama siapapun!” Andin mengelak. “Oke lah kalau begitu, Mama juga bisa tuh mengalihkan pembicaraan,” Bu Ranti menjentikkan jarinya. “Apa?” Andin bertanya. “Andin, sudahkah kamu memikirkan jurusan apa yang mau kamu ambil?” balasan Bu Ranti. “Baru aja nanti malam aku mau memutuskannya,” kata Andin. “Tapi, apakah dua pilihan itu jatuh diantara jurusan Kimia dan Ilmu Komunikasi?” tanya Bu Ranti lagi. Andin mengangguk. “Kalau begitu, sar