Wajah Liam berseri-seri. Senyum tak pernah luntur dari bibirnya selama dalam perjalanan menuju pulang ke rumah Larisa. Liam harus segera memulangkan anak gadis orang. Yang penting misinya sudah terealisasikan. Tiba di halaman rumah mewah milik keluarga Larisa, Leon menghentikan mobilnya. "Terima kasih makan malamnya ... dan juga cincinnya," ucap Larisa sebelum membuka seat belt. "Sama-sama. Terima kasih juga karena kamu sudah menerima lamaran saya dan bersedia untuk menjadi istri saya, Larisa." "Tapi ... bisa tidak jika di kantor kamu jangan bersikap berlebihan padaku." "Berlebihan gimana maksudnya?" "Ya kita bersikap biasa saja. Sewajarnya seperti hari-hari sebelumnya." "Kenapa?" "Saya belum siap digosipkan oleh anak-anak kantor kalau kita punya hubungan." "Kamu malu jadi pasanga