#
Rihanna hendak melangkah masuk ke dalam kantor Arsen namun langkahnya ditahan oleh sekretaris Arsen.
“Apa kau tidak tahu siapa aku? Minggir, aku harus menemui tunanganku sekarang,” ucap Rihanna.
Sekretaris Arsen tampak serba salah. Dia tentu saja mengenal siapa Rihanna Erlangga, tapi dirinya juga tidak mungkin mengabaikan perintah atasan untuk tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam ruang kerja atasannya itu tanpa janji atau ijin terlebih dahulu. Bagaimanapun ini kantor dan orang yang harus dia patuhi adalah atasannya.
“Maaf Nona, saya tidak bisa melakukannya karena Tuan Arsen mengatakan kalau Nona tidak di ijinkan masuk ke kantor Tuan Arsen kalau Tuan Arsen tidak berada di tempat.”
Rihanna menarik napas kesal. Dia kemudian mengambil ponselnya dan menekan nomor Arsen.
“Aku ada di depan ruangan kantormu dan sekretarismu yang sangat patuh itu tidak mengijinkanku untuk masuk! Di mana sebenarnya dirimu? Bukannya kita sudah berjanji akan datang bersama ke pesta ulang tahun Papa?” ucap Rihanna di ponselnya dengan raut wajah tidak senang. Dia kesal karena merasa disepelekan meskipun statusnya adalah tunangan Arsen. Dia langsung menutup ponselnya tanpa menunggu tanggapan Arsen setelah mendengar keluhannya yang tanpa putus itu.
Bukannya berarti dirinya benar-benar menyukai Arsen sebagai tunangan. Baik dirinya dan Arsen sama-sama tahu kalau pertunangan mereka sama saja dengan yang terjadi antara Arsen dan Laras dulu.
Tanpa cinta.
Hanya saja, ada kesepakatan antara dirinya dan Arsen. Sesuatu yang tidak hanya akan menguntungkan baik keluarga Bratajaya maupun keluarga Erlangga, tapi juga akan menguntungkan mereka berdua di masa depan.
Lima tahun lalu, Arsen seharusnya menikah dengan Laras, saudara tiri Rihanna. Pernikahan itu akan sangan menguntungkan keluarganya dan keluarga Bratajaya. Jika saja Laras tidak melarikan diri dari pernikahan di hari tersebut.
Tindakan Laras lima tahun lalu membuat hubungan keluarga Erlangga dan Bratajaya jadi hancur selama setahun berikutnya.
Pada akhirnya, Tuan Erlangga lebih dulu menawarkan untuk berbaikan dengan keluarga Bratajaya dengan ditandai pertunangan antara Arsen dan Rihanna.
Tidak berapa lama, pintu lift terbuka dan kini Arsen Wira Bratajaya melangkah dengan gagah menghampiri Rihanna.
“Menutup panggilan tanpa mau mendengar ucapan dari lawan bicaramu itu sesuatu yang tidak sopan Ri. Apa keluargamu tidak pernah mengajarkan hal tersebut kepadamu?” ucap Arsen tajam.
Rihanna tersenyum sinis.
“Aku bukan Laras, jangan harap aku mau menyia-nyiakan telingaku untuk mendengar dirimu berbalik mengomeliku. Lagi pula, ini salahmu. Sebagai tunangan, teganya kau memerintahkan kepada sekretarismu untuk tidak membiarkanku menunggu di dalam kantormu. Apa kau kesal karena terakhir kali aku berada di kantormu, aku membuang foto Laras?” Rihanna balik bertanya.
Raut wajah Arsen mengeras, dia melangkah masuk ke dalam ruangan kantornya tanpa menjawab pertanyaan Rihanna. Sepenuhnya mengabaikan wanita itu.
Rihanna mengekori Arsen dan ikut masuk. Dia melangkah menuju meja kerja Arsen dan langsung tertawa terbahak-bahak.
“Wahhh gila. Kau benar-benar mengambil kembali foto Laras yang sudah kubuang ke tempat sampah? Kau benar-benar suka kepadanya? Tunggu dulu. Kalau aku tidak salah ingat, bukannya dulu kau juga tidak benar-benar suka pada kakak tiriku itu? Laras memang jatuh cinta kepadamu, tapi tidak dengan dirimu kan? Kau bahkan masih sering berselingkuh di belakangnya. Kenapa sekarang malah kau yang gagal move on?” ledek Rihanna.
Arsen menatap Rihanna kesal.
“Itu bukan urusanmu. Setidaknya Laras jauh lebih baik darimu. Dia penurut, lembut dan tahu sopan santun. Dia tidak pernah menerobos ke dalam ruang kerjaku atau mengobrak-abrik meja kerjaku. Jika bukan karena kerja sama kedua keluarga kita, aku juga tidak mau bertunangan denganmu,” ucap Arsen.
Rihanna tampak tidak peduli dengan protes Arsen. Dia melemparkan tubuhnya ke atas sofa yang ada di ruangan itu.
“Sayangnya, Laras-mu yang lembut, sopan, dan penurut itu melarikan diri dari pernikahan denganmu lima tahun lalu dan sampai sekarang kau bahkan tidak bisa menemuinya. Beruntungnya dia memiliki kakek kaya raya dan berkuasa seperti Adiwilaga Bamantara. Bahkan Papaku tidak bisa mendesaknya untuk pulang ke rumah karena kakeknya itu,” ucap Rihanna.
Arsen mengambil minuman dari dalam pendingin dan meneguknya sekaligus.
“Apa tujuanmu? Jangan bilang kau datang kesini hanya karena ingin aku menemanimu pada ulang tahun Om Erlangga. Kalau hanya karena masalah itu, harusnya kau tidak perlu sampai datang kemari dan membuat keributan karena aku sudah setuju untuk datang menemanimu,” ucap Arsen.
Dia kini menatap Rihanna dengan tatapan menyelidik.
Rihanna tersenyum tipis.
“Aku akan mendekati Yudha Naratama,” ucap Rihanna.
Arsen mendengus pelan.
“Kau sudah berkali-kali mengatakannya. Sejak dulu kau kan memang suka pada orang itu. Sayangnya Yudha Naratama tidak terlihat tertarik kepadamu. Lalu apa hubungannya denganku? Aku tidak pernah peduli siapa pun yang mau kau dekati Ri,” ucap Arsen.
Rihanna bangkit berdiri dan menatap Arsen lekat-lekat.
“Masalahnya kita bertunangan dan semua orang tahu itu. Aku tidak mungkin mendekati Yudha Naratama secara terang-terangan dengan status sebagai tunanganmu, jadi aku butuh bantuanmu untuk membuat Yudha jadi bersimpati kepadaku,” ucap Rihanna.
Arsen tertawa.
“Jangan bilang kau ingin aku berpura-pura bersikap buruk kepadamu agar kau bisa mendekati Yudha Naratama. Aku menolak, kesanku bisa menjadi buruk karena menelantarkan tunanganku sendiri,” balas Arsen.
“Kesanmu sudah buruk sejak awal. Kau pikir orang-orang tidak tahu kalau kau itu punya banyak wanita simpanan dan bahkan mengelola kasino online? Ya ampun. Kau terlalu menganggap dirimu suci Arsen,” ucap Rihanna.
“Aku tetap menolak.” Arsen bersikeras.
Rihanna menarik napas panjang. Dia tidak menyangka akan sesulit ini membujuk Arsen.
“Seminggu lagi akan ada acara yang diadakan oleh NKH Project Company. Kau tahu kan kalau itu adalah perusahaan non-profit yang dikelola oleh keluarga Naratama dan Yudha Naratama adalah pemegang saham terbesar di perusahaan itu. Bahkan katanya, Tuan besar Naratama adalah orang yang merintis perusahaan itu sejak awal. Semua orang penting dan pebisnis kelas atas akan hadir di acara itu, termasuk Laras juga. Dia pasti datang demi mewakili perusahaan yang dia rintis sekaligus perusahaan keluarga Bamantara. D ia wakil CEO sekarang dan hanya masalah waktu bagi kakeknya untuk menunjuk Laras sebagai CEO perusahaan. Aku yakin, kau tidak akan melewatkan kesempatan untuk bisa kembali bertemu langsung dengan Laras di acara itu bukan? Bantuan yang aku butuhkan darimu bukan sesuatu yang sulit Arsen. Bahkan tanpa aku meminta, kau sudah pasti akan meninggalkanku di pesta dan mengejar-ngejar Laras,” ucap Rihanna.
Arsen menatap Rihanna kembali.
Kesempatan untuk bertemu dengan Laras secara langsung tentu saja tidak akan dia lewatkan tapi sejujurnya dia merasa sedikit tidak rela saat mengetahui kalau Rihanna bahkan akan mengambil keuntungan dan kesempatan dari apa yang akan dilakukannya nanti. Maksudnya, dia bahkan belum melakukan apa-apa dan Rihanna sudah berpikir untuk memanfaatkan dirinya.
“Jangan bilang kau akan membuat drama memalukan di acara itu sebagai tunangan dari orang yang masih mengejar-ngejar kekasih lamanya. Kau gila? Itu akan menghancurkanku dan bahkan akan merusak citra keluargaku,” ucap Arsen. Dia tidak sebodoh itu untuk setuju dengan semua rencana gila Rihanna.
Rihanna menatap Arsen kecewa.
“Sedikit pengorbanan untuk cinta lamamu dan cintaku yang baru. Kalau kau tidak ingin Laras lepas darimu maka kau harus membuat citra di hadapan semua orang kalau kau masih sangat mencintai Laras. Akan lebih bagus kalau Tuan besar Bamantara, kakek Laras bisa melihat betapa menyedihkannya dirimu yang sangat mencintai cucunya itu. Aku tahu kalau kelemahan Yudha adalah orang yang malang. Banyak yang bilang kalau dia tidak suka melihat wanita diperlakukan dengan buruk dan aku akan memanfaatkan hal itu untuk mendekatinya,” ucap Rihanna.
Arsen menarik napas panjang.
“Apa kau tahu akibat dari perbuatanmu itu akan sangat besar pada kedua keluarga kita? Baik keluargamu dan keluargaku. Meski kita berdua tahu dengan jelas tujuan sebenarnya dari pertunangan kita ini dan meski kita sama-sama tidak memiliki perasaan satu sama lain, tapi kalau pernikahan kita juga batal maka wajah kedua keluarga kita akan tercoreng,” ucap Arsen.
“Siapa bilang kalau pernikahan kita akan batal? Kita akan tetap menikah dan bercerai setelahnya sesuai kesepakatan. Tapi sebelum itu, kita harus bisa mendapatkan pasangan yang tepat untuk kita masing-masing bukan? Aku tidak bisa kehilangan Yudha, kau tahu sudah berapa lama aku mengejarnya dan dirimu juga, bukannya yang membuatmu penasaran sampai detik ini adalah karena kau sama sekali belum bisa menyentuh Laras? Kau ingin tubuhnya menjadi milikmu kan?”
Rihanna menyentuh jakun Arsen dengan jemari lentiknya dan menatap pria itu dengan tatapan penuh makna sebelum akhirnya dia menarik diri dan malah mengeluarkan undangan NHK Project Company di atas meja kerja Arsen.
“Pikirkanlah. Kita berdua selalu berada di jalur yang sama Arsen. Jika kau membatuku, aku juga akan membantumu sampai kau mendapatkan Laras. Sesuatu yang akan menguntungkan selalu menuntut pengorbanan. Sedikit cibiran dari orang-orang penting yang tidak tahu apa-apa tidak akan terlalu menyakitkan di masa depan selama kita bisa mendapatkan apa pun yang kita inginkan bukan?” ucap Rihanna lagi.
Arsen hanya tertegun mendengar ucapan Rihanna. Pada akhirnya dia hanya bisa menatap wanita itu hingga menghilang di balik pintu.
Arsen menarik napas panjang saat pintu kantornya tertutup. Dia memikirkan ucapan Rihanna barusan.
Perlahan Arsen melangkah menuju ke meja kerjanya dan duduk di sana. Tatapannya tanpa sengaja tertuju ke arah foto Laras yang dia pajang di meja kerjanya. Foto yang diambil seharusnya sebagai foto pre-wedding mereka.
“Seharusnya hari itu aku tidak membiarkanmu berlalu begitu saja dariku. Seharusnya aku tidak pernah melepaskan tanganmu dan memaksamu kembali ke depan altar untuk mengucapkan sumpah pernikahan kita. Kalau saja aku tidak terlalu terpaku dan diam saja, kita tidak akan pernah berpisah seperti ini. Sekarang lihatlah, sebagai ganti dirimu, aku malah mendapatkan adikmu yang gila itu.” Arsen berbicara sendiri.
Tangannya perlahan meraih bingkai foto itu dan mengusap pelan wajah Laras.
“Jika aku bisa memilikimu, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Aku tidak hanya ingin memiliki tubuhmu seperti yang diucapkan oleh Rihanna. Kau tahu itu bukan? Dulu kupikir aku tidak mencintaimu tapi ternyata tidak begitu. Bagaimana bisa kau meninggalkanku di hari pernikahan kita tanpa menjelaskan apa-apa?”
Arsen kembali meletakkan foto itu. Bahkan setelah lima tahun, otaknya masih menebak-nebak penyebab Laras meninggalkannya.
Jika itu karena perselingkuhannya, dia bisa saja menjelaskannya dan dia yakin Laras yang sangat mencintainya pasti akan bisa memaafkannya.
Tapi dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk menjelaskannya hingga detik ini.